//Recent Comments Settings var numComments = 5; var characters = 60;

30 October 2008

Sekedar coretan tangan



<<<---- ART BY OIL---->>>

Ini semua dibuat sesuai mod aja... ngiseng abis..


Has been sold
Ready Stock
Ready Stock
Has been sold
Ready Stock
Ready Stock
Ready Stock
Has been sold
Ready Stock


Ready Stock
Has been sold
Ready Stock

Ready Stock
Ready Stock

Ready Stock

Ready Stock
Ready Stock


Ready Stock

Ready Stock
                        
Ready Stock
                                                                
Ready Stock




Landscape 100 x 75 cm, Oil painting
































29 October 2008

Chatting (sorry Talha...)

Sore itu gue chatting sama orang Turki tapi karena magrib datang, gue cut dulu obrolan karena dah waktunya solat.

Windy         : Ok, magrib come... 30 minutes ok??
Talha           : ok ic, comeback when u finish ur pray...

setelah solat magrib,
ngecek email dan baru chat lagi sama dia menjelang waktu isya. Sementara dari tadi dia udah ngebuzz-ngebuzz. (gak sabar amat sih??) dan baru aja mulai conversation, beduk isya pun berkumandang.

Windy        : Sorry, Isya come.... 30 minutes ok??
Talha         : Hm... (Talha berpikir sambil belai-belai jenggotnya yang menjulur)
ok, i am here, comeback please after pray
Windy        : ok....insya allah

karena seharian didepan komputer, badan lelah juga. Walhasil abis isya mata dah gak sanggup lagi liat monitor. akhirnya gue sign off... wuahhhhhh (beberapa saat kemudian udah melayang ke awang-awang) []

Pagi yang cerah. Segar.... meski mata masih merem tapi tangan dah mulai meraba-raba kabel power komputer. (sambil nunggu destop nampil gue duduk di depan kompi sambil merem)....

Hal pertama yang selalu dilakukan adalah sign in Yahoo messenger, cek mail dan buka beberapa situs berkaitan... TUNNGG!!! beberapa message offline tampil. Meski masih terlihat samar tapi gue  berusaha memperjelas, Wakakakak spontan ngakak guling...

Talha  Knochnelos   : Masya Allah.... the Indonesian people are praying really long...!!!

28 October 2008

Kangennnnnnnn.....

Wedew... pagi ini dingin bangggettttttttttttt!!! yach, beda-beda dikit lah ma eropa kalo musim dingin. hik hik... masih bingung mau ngerjain apa dulu. Sambil nunggu panggilan tes berikut, ada nerusin nge-lukis, wat cerpen, ada juga belajar indesign, ada juga browsing, ada juga... tidur....
yang pasti ni perut kudu diisi soalnye sejak bangun jam 3 an tadi dah teriak-teriak..  ^^
inget kemaren malem pas mau tidur (ceritanya ngadu ma allah) "Ya Allah hamba ini kangennnnnnn banget sama almarhum bapak <inget cara ngobrol dan kebiasaannya> hamba mau ketemu ya Allah..." akhirnya mata terpejam...
MIMPI! Masya Allah, serasa nyata! dalam mimpi gue bilang, thanks Allah hamba dipertemukan... bukan cuma bapak tapi ada almarhum abang, mereka masih pada seger buger... um... trus semuanya kumpul... kumplit dah keluarga! menyenangkan!!!!! bangun tidur ketawa ketiwi sendiri. kerinduan ini LEPAS!!!!

Rasa es itu tidak berubah


Pulang tes kerja dari Jakarta...
naik kereta trus mampir ke si bapak tukang es cendol pake gula merah. Mantabbbbbbbb!!!! sambil silahturahmi. Masih aja si bapak nanyain "pulang kuliah neng?" haiyyahhh padahal gue dah langganan sejak gue kuliah kira-kira tujuh taun yang lalu.

"Kalu kuliah terus kapan nikahnye pak???!!" seloroh gue. hehehe

Akhirnya si bapak menghidangkan segelas es cendol. Masya Allah..... kaga berubah rasanyeeeeeeeee. wuenakkkkkkkkkkkkkkk!!!!!! demen deh gue meski kudu duduk di emperan. Rela gue relaaa.......!!! murah pula cuma 2500 perak.

Yang paling menyenangkan di detik-detik terakhir menikmati es cendol dan sambil ngasi kembalian dia ngedoain gue. Subhanallah.... "Iya, semoga sukses, semua kepinginannya. Kerja, nikah dan lagi-lagi... kuliah..." dalam hati sih bilang "Iye de, moga bisa kuliah lagi..."

Sepanjang kapten muslihat, hati ini rasanya senang. Haus hilang, dapat doa pula... senangnya bisa dapat doa dari orang lain. Nah maka dari gue mohon doa juga dari yang baca post ini ya....

25 October 2008

Yang punya Rumah

Akhirnya bisa beli rumah disini. Mungkin ini akan jadi rumah tetap kedua setelah sekian lama diidam-idamkan...

Semoga yang datang berkunjung, bisa betah berlama-lama. Mohon  karena isinya baru seadanya. Seperti biasa, yang namanya kenalan pasti nyebut nama dulu. Um... sebut saja windflower, kalau kepanjangan bisa panggil wind. Untuk sekarang statusnya masih single, um... yah kapan ganti yah? (hehe maksot nye ape seh??)

Disini gue mencoba lagi untuk mengurai pengalaman dan isi hati, menjabarkannya dalam bentuk tulisan yang akhirnya gue putuskan untuk mencurahkannya disini, di sekenhomku. Sementara untuk postingan cerpen-cerpen, teman-teman bisa berkunjung kerumah saya yang di winsufmaulana.blogspot.com mudah-mudahan betah disana ya! meski beda kampung tapi yang punya tetep sama.

Yang jelas yang terpenting dari itu semua adalah tali silahturahmi yang kita jalin disini. Silahkan isi buku tamu agar yang  punya tau siapa saja yang mengetuk rumah ini...

Salam mesra gue untuk kalian...

Asal Usul Windflower

Alhamdulillah nama gue Windi Hastuti, meski nama itu dah banyak dimana-mana mungkin. But.. satu yang spesial gue temukan bahwa "Ow, inilah Windi Hastuti yang lahir tanggal 29 Des 1983" dengan segala yang gue miliki meski bukan dari sisi materi. Yah, sedikit-sedikit memupuk banyak bakat yang menuntut kreatifitas tinggi meski juga...

gue tergolong orang yang moody. Dari nama Wind... gue jadi narsis mungkin ya?? makanya paling seneng kalo orang nyapa dengan kata itu. Rasanya beda ajja serasa di luar negri  dah gitu, dari kata itu juga gue menamai apa yang gue senang dengan permulaan kata Wind. Seperti id-id atau alamat-alamat di blog. Winsufmaulana, Winpic, Winsong, Windscell Windcute kali ya... heheh termasuk nama blog gue di blogspot Windflower  http://winsufmaulana.blogspot.com Spesial yang terakhir karena gue emang suka dengan windflower = bunga angin. Rencananya kalo suatu hari buku gue terbit... gue kasi nama pena nya windflower.
Sebenarnya gue dulu hanya menghubungkan kedua kata WIND dan FLOWER tapi ternyata wow.. alangkah menyenangkan, mungkin campur ketinggalan jaman kali ya? pas gue browsing, Windflower itu ada novelnya loch! karya Nick Bantock kayanya bagus deh tuh cerita. Nti gue kasi link nya. Dah gitu... karena gue suka dengan windflower... dia bunga yang indah dan beda menurut gue... bunga yang cantik, tegar, beraneka ragam meski dia juga tumbuh di dataran-dataran tinggi............!!!!!! heehhe... terus.... ada lagunya loch ternyata... waks malam ini semakin bahagia... karena semakin senang aja dipanggil WIND

Mak... Pak... makasih ya..... tapi kata Bonyok sih, kenapa mereka kasi nama itu, karena atasan almarhum bokap gua ada yang namanya Windi Hastuti, orangnya cantik, rajin dan pintar. Jadi deh nama gue disamain ma cewe itu, alhamdulillah kalo ada sedikit dari sifatnya yang nular mah. Hihihi.... yang jelas gue seneng karena.... Allah memberikan banyak Rahmat dan karunia-Nya. LOVE U ALL.




Publishers synopsis:
With the same romance and drama that put his Griffin and Sabine saga on the NY Times best seller list for over 100 weeks, Nick Bantock presents an unforgettable story of one young woman’s journey to self-discovery. Ana, a striking young dancer, is promised in marriage to a man she doesn’t love. No one understands her reluctance to wed. After all, isn’t Marco a fine man? Won’t the union of their two families benefit her people? And yet…Guided by her heart, and forces she does not yet recognize, she flees to the exotic port of Serona in search of Felix Bulerias, a man reputed to have the answers she seeks. But along the way, the attentions of four unusual men threaten to lure Ana in directions that she could never have fathomed—and lead her down a path of sensuality and understanding beyond any she could ever have imagined. Bantock’s compelling narrative is accompanied by over 200 masterful collages that form a frieze throughout. Brimming with myth and intrigue.


From Nick
Windflower is a different kind of book for me—partly because it’s a 216 page novel and partly because the images play a different role to books like Griffin and Sabine. Running along the bottom quarter of every page of Windflower is  ‘a stream of unconsciousness’. Not an illustration of the events on the given page but a flow of memories and foresights that function much the way that our dreams and subconscious fantasies do. Windflower is laced with a classical mythology that casts a bitter- sweet romantic vision of heaven and earth. I had the original idea for Windflower, maybe five or six years ago, but only really started to bring it to life when I re-met an old friend Edoardo Ponti. He and I worked for a while on the story as a film script but soon it became clear that it was going to be much easier if I wrote the book before Edoardo tackled the movie. I’m done! Now it’s his turn!

Windflower (Anemone) - A noble family of tuberous alpine meadow and herbaceous plants, of the Buttercup family, to which is due much of the beauty of spring and early summer of northern and temperate countries. In early spring, or what is winter to us in Northern Europe, when the valleys of Southern Europe and sunny sheltered spots all round the great rocky basin of the Mediterranean are beginning to glow with color, we see the earliest Windflowers in all their loveliness. Those arid mountains that look so barren have on their sunny sides carpets of Anemones in countless variety. Later on the Star Anemone begins, and troops in thousands over the terraces, meadows, and fields of the same regions. Climbing the mountains in April, the Hepatica nestles in nooks all over the bushy parts of the hills. Farther east, while the common Anemones are aflame along the Riviera valleys and terraces, the blue Greek Anemone is open on the hills of Greece; a little later the blue Apennine Anemone blossoms. Meanwhile our wood animone adorns the woods throughout the northern world, and here and there through the brown grass on the chalk hills comes the purple of the Pasque-flower. The grass has grown tall before the graceful alpine Windflower flowers in all the natural meadows of the Alps; later on bloom the high alpine Windflowers, which soon flower and fruit, and are ready to sleep for nine months in the snow. These are but few examples of what is done for the northern and temperate world by these Windflowers, so precious for our gardens also.

Alpine Windflower


Alpine Windflower (Anemone Alpina) - On nearly every great mountain range in northern climes, this is one of the handsomest plants, growing 15 inches to 2 feet high. Seed is the best way to increase it. Sow this in November in a rather moist, peaty bed out of doors, and allow the seedlings to remain for two years. When growth begins in spring transplant to where they are to flower. Full exposure, good drainage, and moisture in summer are essential.

Apennine Windflower


Apennine Windflower (Anemone Apennina) - A blue, hardy, tuberous kind. This makes pictures with Daffodils, and adds a new charm to our spring. It is readily increased by division, and grows about 4 inches to 9 inches in height. Besides a white form there are others, not so important, however, as the wild one. Italy.

The Scarlet Windflower


The Scarlet Windflower (Anemone Fulgens) - A brilliant flower of the south of France. In good well-drained soils it will thrive, but is best in a rich manured loam in a northern aspect and in a shaded situation. Division is the surest way of increasing it, as it is liable to sport if raised from seeds. Roots may be transplanted almost all the year round, though the resting time extends only from June to August, and to ensure early and good flowers plant the roots as early as possible in the autumn. With me it thrives in meadow tuft, and dies out in garden borders.

Rock Windflower


Rock Windflower (Anemone Rupicola) - For sheer beauty this species ranks with the choicest of its race, the flowers comparable only perhaps to the  Alpine Windflower (A. alpina) in their shell-like form, substance, and velvety texture. They are of a snowy whiteness, in pleasing contrast with the clusters of yellow stamens. The outer petals are tinged with pale blue, the color early attracting the cultivator. Less than a foot high, the glistening cups rising well above the foliage are protected from harm by a spreading tuft of pale green much-divided leaves, which also constitute a perfect setting for the flowers. Happily the plant is easily cultivated in light loam, leaf soil, and grit. A first-rate plant in every way, it is at home in the rock garden in a sunny position and a good depth of soil. Perfectly hardy, it is readily increased by seeds or division of the roots. Native of China, where it was discovered by Mr George Forrest.

Star Windflower


Star Windflower (Anemone Stellata) - The star-like flowers of this, ruby, rosy, purple-rosy, or whitish, vary in a charming way, and usually have a large white eye at the base, contrasting with the delicate coloring of the rest of the petals. It is not so vigorous as the Poppy A., and requires a sheltered warm position, a light, sandy, well-drained soil. Division and seeds. Syn. A. hortensis. S. Europe.

Snowdrop Windflower


Snowdrop Windflower (Anemone Sylvestris) - A handsome plant, about 15 inches high, with large white flowers in spring and beautiful buds. Hardy and free on all soils, but fails to bloom on some cool soils. The aspect of the drooping, unopened buds suggested its English name—the Snowdrop Anemone. Division and seeds. A. sylvestris major is the best form.

Akhirnya gue sanggup berbagi kebahagiaan ini bersama kalian dengan kata-kataku yang selama ini aku coba rangkai menjadi sebuah kumpulan paragraf. Trims...... (terharu sekali)

Biografi Singkat

Episode : Tulislah yang kau mau, bisa karena biasa

Dulu, waktu masih kecil kalo ditanya "ade mau jadi apa kalau udah besar?" gue jawabnya, "jadi dokter"

Selalu, always begitu sampai gue sekola esempe, kelas berapanya gue lupa. Yang jelas semua materi IPA masih jadi satu topik yang gue sukain karena cita cita gue jadi dokter. Tapi lama-lama semua itu bergeser. Seiring gue denger ini itu, dan beberapa pengalaman tokoh-tokoh yang gue anggap umurnya lebih banyak dari gue, macem guru, atau orang lain yang gue temui. Dalam hati gue bertanya, "kenapa dia bisa jadi guru? kayaknya enak jadi ini   deh, kayaknya enak jadi itu deh" wah macem-macem sampe akhirnya gue gak terlalu keukeh untuk jadi dokter. Apalagi pas gue masuk SMK yang jelas-jelas jurusannya nyasar banget.

Gue lebih banyak bergelut sama yang namanya bisnis managemen, asuransi, akutansi dan lain-lain. Semua itu semakin menjauhkan gue dari cita-cita ingin jadi dokter. Lupa, lupa semua! dan terakhir gue masuk kuliah yang juga jurusannya melenceng. Kalau waktu baru masuk SMK gue masih bisa yakin untuk bisa sekolah kedokteran suatu hari nanti, beda dengan baru masuk kuliah yang nyata-nyata gue sadar kalau minat dan bakat gue bukan kearah kedokteran, dunia tekhnoogi. Lagipula ngeliat kondisi keuangan keluarga yang gak memungkinkan untuk gue bisa kuliah kedokteran.

Lulus SMK, pikiran gue malah diracuni oleh cari kerja yang gampang. Tentang orang-orang yang diperluin didunia usaha, baik dari segi kompetensi dan peluangnya. Otomatis lah gue cari yang katanya gampang cari kerja yaitu kita harus bisa komputer. Apalagi yang namanya gawe itu kan dapat duit... wedeh!

Akhirnya kuliah jurusan managemen informatika. Tapi gue sempet ngerasa salah jurusan, gue bingung karena ternyata banyak banget bahasa pemograman yang gue gak ngerti abis. Cita-cita yang gue tancapkan sejak masuk kuliah untuk jadi seorang programmer pun pupus juga. Gue nyerah, di tiga bulan pertama gue berniat untuk mundur. Tappi, again and again! gue inget perjuangan bokap masukin kuliah, dengan segenap kepercayaan yang dilimpahkan ke gue dan keinginan yang sangat besar agar minimal ada satu anak yang sukses di keluarga. Gue jalani semua itu dengan sabar dan iklas. Akhirnya lulus juga.

Lulus dari SMK juga sempet kepikiran untuk kuliah di IKJ, ambil jurusan seni rupa. Tapi karena biaya nya yang meledak, dan beberapa opini orang bahwa peluang kerjanya sedikit, gue urung juga. Hm..

Ternyata sampai lulus kuliah. Bokap yang gak sempet hadir diacara wisuda karena keburu almarhum membuat suasana wisuda penuh haru. Sempet gue lirik kerangka pencapaian keinginan yang gue tulis pada sebuah halaman di buku diary. Didalamnya ada beberapa poin, yaitu lulus kuliah tepat waktu dengan tugas akhir pemrograman, kerja di bank, nikah dan segala macem tek-tek bengen hingga keluar negeri segala umrah dan lain-lain. Saat itu, baru poin pertama yang kecapai. Selebihnya masih teka teki.

Gue makin bingung aja mau jadi apa?? karena setelah lulus gue gak dapet kerja juga, nganggur setahun.. dunia serasa berakhir. Waktu lulus kuliah kondisinya gue udah nguasain pemrograman dengan ketekunan dan kemauan gue untuk mau tau. Pepatah bilang kalau gak kenal maka tak sayang.

Gue merasa jadi sampah dalam keluarga, gak bisa apapun! belum juga gue temui potensi apa yang ada dalam diri gue yang bisa gue gunain dan bermanfaat buat orang! gue cuma bisa komputer yang hanya sebatas office doank!

Segala sesuatu itu ada hikmahnya, pas gue putus dari mantan pacar T_T gue kelimpungan. Karena ketergantungan gue sama dia soal apapun, juga soal troubleshooting hardware dan software. Beruntung ditahun 2006, tahun yang sama gue desperate (jiah gaya gue!) gue dapet kerja di warnet. Disinila gue mulai mengembangkan sayap. Ibarat kata memberontak, berusaha menjadi diri sendiri dan bangkit dari ketidakpercayaan diri dan menjadi cewe mandiri. Semua gue pelajari, gue lahap! mulai dari surfing internet dan semua masalah, konten dan sisi baik+buruknya, gue belajar jaringan, gue belajar tentang gimana caranya usaha, interaksi dengan banyak orang. Beruntung waktu itu gue kenal MG. Siapa dia? ikuti aja di dia guru pertama gue... berangkat dari sana banyak sekali momen momen penting. Mulai dari blogging, ketemu moderator ilovebogor, ikutan komunitas menulis, blogor, hingga gue ketemu orang-orang penting di dunia cyber di kehidupan nyata. Ah, Internet seperti jadi rumah kedua.

Selang beberapa bulan kerja di warnet gue dapet inspirasi. Dialah Bagus Karo karo yang waktu itu dateng bareng eko, cerita banyak dan bilang bahwa gue punya jiwa seni. Dia bilang itu karena liat beberapa hasil karya lukisan, komik, cerpen dan desain-desain manual gue. Dia bilang komputer isa memfasilitasi itu. Sebenarnya masih bingung. Tapi dengan cerita lanjutan dari Eko yang gak lain adalah seorang desainer graphis, gue bisa ngerti dan gue pikir itu oke juga.

Akhirnya gue berkutat dengan komputer secara intens. Untungnya waktu itu udah gawe dan bisa beli buku komputer sendiri. MG kasi gue banyak tutorial meski kadang gue juga download sendiri. Mudah, itu yang gue rasakan mungkin ketambahan unsur seni yang gue punya. Gue bikin banyak banget karya desain graphis ketambahan gue join di satu usaha studio photo. Sepanjang perjalanan waktu itu, gue belajar banyak program desain graphis. Akhirnya... munculah suatu cita-cita baru yang nilai kedekatannya lebih tinggi dengan jiwa seorang windi yaitu seorang Desainer Graphis.

Pada titik ini gue udah bisa ambil kesimpulan bahwa jika kita mau belajar, maka insya allah kita akan bisa. Ya, bisa karena biasa. Toh, orang yang sekolah pun belajar, bedanya kita belajar sendiri yang perlu ketekunan yang tinggi. Kedua, sekolah di universitas yang gue pikir bisa dapet kerja enak ternyata bukanlah jaminan. Karena nasib baik itu bukan ditentukan dari sekolah. tapi dari seberapa besar tekad kita mencapai itu, tentu harus tawakal.

Setelah sebelumnya gue bekerja di warnet dan mengajar di sebuah SMK sebagai guru komputer, akhirnya gue pindah kerja ke bank sebagai teller. Well, menjadi salah satu anggota keluarga didunia perbankan adalah bukan sebuah cita-cita, tapi hanya sekedar keinginan. Ini pernah gue tulis di kerangka pencapaian itu. Alhamdulillah, 2 poin tercapai. Disini terasa jenuh, otak gue mandek, terkungkung, gak bisa bebas berkreasi. Meski gak dipungkiri, bahwa ilmu perbankan yang gue raih adalah aset yang gak kalah berharga. Karena terbukti gue dengan mudah menjelajahi dunia perbankan di perusahaan lain. Untuk sementara entah kenapa cita-cita untuk jadi desainer graphis semakin hilang, seiring dengan syarat-syarat calon karyawan yang masih tinggi. Kenapa?! kejam banget dunia ini!

Keluar kerja dari bank gue pindah kepabrik plastik yang memproduksi furniture. Merk terkenal tapi gue hanya bertahan sekitar 3 hari. Wuw! dari sini gue menyandang predikat kutu loncat. Alasannya adalah karena gue gak kuat dengan tekanan kerja tingkat tinggi. Jangankan disini, kerja di bank yang kondisinya mendukung pun gue gak betah. Gue merasa ada sesuatu yang kurang. Bukan pada masalah kinerja kerja atau mental, tapi satu titik nyaman yang membuat gue bisa berlama-lama betah.

Gue ikut bergabung lagi dengan warnet tempat gue kerja selama beberapa bulan sambil cari-cari kerja dan belajar lebih banyak lagi. Gue sempat nolak beberapa perusahaan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, baik di dunia perbankan, penerbitan, dan lain-lain. Jatuh bangun gue belum selesai rupanya. Disini kerasa gak punya duitnya. Sedihnya.

Setelah merumahkan diri gue bergelut dengan internet lagi dirumah. Sampe bulukan. Tapi di rentang waktu July-November 2008 itu, banyak banget peristiwa menarik. Mulai dari kenal penulis-penulis, aktif di komunitas dan kualitas pengembangan diri dari segi kemampuan dan mental. Disini juga, gue menelurkan banyak sekali karya-karya tulisan, desain graphis dan lukisan. Dan, Desember pun datang. Tepat tanggal satunya gue diboyong ke asrama German. Hasil dari tes seleksi penerimaan beasiswa training garmen.

Lagi. Gue menjajaki dunia baru, dunia yang penuh dengan pembahasan rumit dan membuat pikiran gue bengkak, membuat cita-cita gue makin ngawur. Di tiga bulan pertama ini pula gue sempat menyesal karena metode pengajaran yang bener-bener baru. Dimana kita disini digojlok agar bisa disiplin, belajar full time berikut praktek dan teori. Dengan bahasa Inggris sebagai komunikasi sehari-hari. Tapi alhamdulillah, ini semua membuka mata gue akan dunia international, dunia strike yang mungkin akan gue masuki suatu hari.

Di yayasan ini, gue kenal banyak orang penting dan berpengalaman dibidangnya. Beberapa kunjungan ke pabrik dan praktek-praktek yang seruw. Belum lagi pelajaran-pelajaran moral dimana semua trainee digiring untuk siap menjadi seorang leader yang cakap dan berkompetensi. Dan satu hal yang menarik, bahwa mendapat beasiswa sekolah bertaraf internasional ini adalah salah satu yang terdaftar dalam list keinginan gue dalam diary. Ya, dulu gue pernah mendatangi sekolah yang serupa dan disitulah gue berdoa.

Agustus 2009 lulus dan gue bekerja di sebuah perusahaan garmen di Jakarta. Gak tanggung-tanggung, BEJ. Rasanya rasa syukur ini gak akan pernah berhenti karena BEJ adalah tempat yang gue idam-idamkan. Pernah tes kerja disini tapi nggak diterima. Tapi hanya sekitar sebulan. Ternyata yang lebih penting dalam bekerja adalah lingkungan. Meski disana ada segelintir orang yang benar-benar baik. Tapi tetap saja.

Nganggur lagi dan lagi. Sampai sekitar tiga bulan, dan start tanggal 1 Desember gue diterima kerja di sebuah perusahan besar, yang bergerak di bidang retail. Disini dengan pedenya gue ajukan porto polio gue. Dan akhirnya!! gue diterima. Yes! gue jadi seorang desainer graphis juga! tapi waktu itu belum terlalu mudeung, karena meski gue sedikit menguasai, tetap ini adalah bidang baru dalam dunia kerja. Komitmen untuk selalu belajar dan belajar itu selalu tumbuh terus. SEMANGAT!! cita cita itu terkabul di tanggal 1/12/2009.

Gue ketemu orang-orang desain yang keren yang juga kebanyakan belajar sendiri. Jadi inget almarhum Bagus. Thanks for being my inspiration sobat! kerja dan kerja beajar dan belajar. Sampai di penghujung bulan July gue resign dan mendapat kerja di sebuah perusahaan keramik dengan bidang yang sama. FUIHH! letih! tapi semua ini belum berakhir, semua ini belum berujung semua ini adalah proses.

Proses yang panjang tapi gue udah meraih hasil yang sangat banyak! dimana pengalaman itu, tercapainya keinginan itu adalah hasil dari sekian proses, yah, inilah flowchart hidup gue dalam dunia pendidikan dan kerja. Sebenarnya masih banyak hal-hal kecil yang gak gue ceritain. Ini gak termasuk kehidupan pribadi ya... mungkin jadi satu buku kalao diceritain semua.

Sekarang, gue sedang menikmati pekerjaan, menikmati indahnya punya motor yang pernah gue cita-citain, indahnya punya lemari buku idaman, jadi seorang desainer graphis, indahnya pernah jadi guru, operator, customer service, teller, penulis, pelukis,  staf purchasing, staf TU, atau mungkin tukang pempek nasi uduk dijaman-jaman kecil dulu. Bertemu dengan banyak orang dalam pertemuan-pertemuan, wawancara dll. Indahnya bisa berbagi kebersamaan dan pengalaman itu, indahnya bisa berbagi ilmu dan sejuta trik untuk anak-anak yang akan beranjak kedunia kerja, indahnya titipan Allah ini dan suatu waktu semua itu akan beringsut, akan kembali dan hilang lagi!

Saatnya lebih banyak merenung dan bernyukur.

Lalu mau apa lagi? Setelah perjalanan yang menurut gue cukup panjang itu gue membuka lagi diary... ternyata apa yang gue tulis sebagai wakil dari keinginan gue, yang belum tercapai adalah... (tau kan masalah perempuan diusia 27?) ya, menikah. Itu yang belum... disamping, gue kepingin sekali bisa menerbitkan buku, menggelar pameran lukisan tunggal dan bisa keluar negeri dan pergi haji. Subhanallah... pasti ada saatnya.

Wahai kawan. Terutama generasi dibawah gue. Jangan pernah berhenti bercita-cita. Tulis itu! tanamkan dalam hati, usahakan sepenuh jiwa dan raga dan berdoalah. Jangan pernah putus asa dan selalulah berpikir positif. Mungkin ada suatu masa dimana kita akan gagal, tapi gagal bukanlah akhir dari segalanya, gagal adalah awal dari kemenangan dan lebih baik menjadi orang yang gagal daripada orang yang tidak pernah mencoba sama sekali.

Untuk orang-orang yang telah memberikan inspirasi buat gue, terima kasih banyak. Emak, Bapak teman-teman, guru-guru, saudara saudari, tukang becak, sopir bis, angkot tukang ojek, tukang dagang seeeemuuuaannyaa! yah, kalian telah memberikan banyak kontribusi. Meski itu hanya sekadar memberi tahu jalan ketika kita tersesat meski hanya sekedar menyenangkan, memberikan senyum atau mengucapkan sepatah kata SEMANGAT! the best for you all! semoga Allah membalas dengan yang setimpal.

Yang utama adalah kepada Allah SWT yang tidak pernah henti memberikan karunia-Nya, yang mengabulkan doa-doa gue, memberikan petunjuk dan jalan keluar bagi setiap masalah gue, yang telah bersedia mendengarkan keluh kesah, tangisan dan panjatan-panjatan doa, yang telah membentuk gue sedemikian rupa,  lengkap dengan otak dan hati yang gue rasa jenius! yah, jenius karena gue bisa berpikir. Terimakasih karena Engkau telah menciptakan bumi hingga gue bisa berpijak, udara, air, bebatuan, hewan, dan segalanya. Special Thanks to YOU, alhamdulillah ya Allah.

Pada akhirnya semua akan kembali kepada Allah. Jazakallakhairankatsiron...

24 October 2008

Semoga Istiqomah Selalu....

Ketika kita temui kenyataan diluar rencana atau keinginan kita... kadang kita kecewa bahkan stress. Berpikir keras, bertanya, mengapa bisa begini?! apalagi kalau
kita sudah memberikan curahan waktu, tenaga dan pikiran yang banyak untuk mendapatkan yang kita raih. Tidak jarang kita jadi malas, sikap atau sifat yang berubah beberapa derajat atau mungkin fatal! padahal disaat itulah Allah menunjukan kebesaran-Nya, yang semestinya membuat kita berpikir bahwa kita adalah manusia tempat segala kelemahan dan dosa, kedua dengan kenyataan yang ada kita di tuntut untuk koreksi diri, iklas, sabar, berprasangka baik dan Allah menguji... apakah kita akan istiqomah menjalankan yang semestinya setelah mendapat kenyataan itu?

Percaya bahwa segala sesuatu ada hikmahnya, dan Allah maha mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Ujian adalah nikmat dan nikmat adalah ujian. Maka berbahagia dan bersyukurlah orang yang diberi keduanya...

Semoga Allah memberikan yang terbaik, menghimpun yang terserak dan menjadikan kita manusia yang bertaqwa.

14 October 2008

Begini Kalau lagi jatuh cinta

Begini Kalau lagi jatuh cinta
Rasanya mau deket terus alias gak mau jauh-jauh...
ketawa ketiwi sendiri
Dan kalau udah deket
maunya nempellllll terusssssss
Sore ini setelah beberapa hari off gak ketemu akhirnya.......


Kubuka lemari buku ku. "AKU DATANG!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
kubuka, kubaca, masya Allah nikmat sekali rasanya...........
Rindu ini lepas bersama lantunan ayat-ayat, lembar demi lembar... :)


Gimana neh gak mau berenti????????? udah terlanjur jatuh cinta.
Jangan di ganggu ya!!!!!!
Miss u.....