Ngeliat dia... serasa ngeliat diri sendiri sewaktu kecil. Anak yang pendiam, tapi kreatif, rajin, pandai menari dan ... suka baca buku. Dia juga perhatian sama mamanya. Suka pekerjaan rumah, selain pe-er dia juga ngerjain pekerjaan seperti masak nasi dan nyapu. Padahal usianya belum juga 13 tahun. Dan pertanyaan yang selalu dia lontarkan ke bibinya yang imut ini adalah “cc kapan punya suami..” dan pertanyaan menggugah lain yang gak jarang bikin gue bengong.
Ada banyak hal yang patut direnungkan dari gadis cilik ini... salah satunya adalah semangatnya untuk mengembangkan bakat. Kemarin dia ikut lomba melukis yg disponsori sama salah satunya perusahaan pensil warna. Meski gak juara, tapi senyumnya tetep aja terkembang dan bangga dengan hasil lukisannya. Dia juga bilang kesulitan2 yang dihadapi soal tehnik.
Satu pelajaran lagi selain semangat adalah bahwa untuk mencapai sesuatu itu butuh pengorbanan, proses dan gak kalah menyerah. Yah, jika seorang Sinta yang masih kecil terus menerus ikut lomba dan gak juara... setidaknya dia bisa belajar poin-point yang menjadi kekurangannya, karena disana akan ada yang namanya progress, ibarat ilmu bela diri mah, kebal dipukul dan dipukul dan gak jera sedikitpun.
Jadi inget masa-masa pengembaraan mencari lowongan kerja. Dimana pada awalnya kegagalan secara administrasi yang membuat gue penasaran untuk improve. Lalu kegagalan pada sikotes, wawancara dan lain-lain yang dalam satu kegagalan itu butuh waktu beberapa lama.
Hanya orang yang berjuang keras yang dapat poin plus dari proses dan pencapaian hasil (hasil yang relatif). Banyak kok, orang-orang yang sukses tapi lebih dulu jatuh bangun dalam hidupnya. Yah karena Allah itu maha adil, maha tau... Dia akan mengabulkan doa-doa hamba Nya, akan memberikan rizki yang telah dijatah untuk (conditional).
Hari itu begitu menyentuh.. apalagi liat hasil gambarnya yang colorfull, penuh dengan warna fantastis hasil olahan imaginasinya... hm.. semoga dirimu sukses selalu Sinta!