//Recent Comments Settings var numComments = 5; var characters = 60;

Biografi singkat

Episode : Tulislah yang kau mau, bisa karena biasa

Dulu, waktu masih kecil kalo ditanya "ade mau jadi apa kalau udah besar?" gue jawabnya, "jadi dokter"

Selalu, always begitu sampai gue sekola esempe, kelas berapanya gue lupa. Yang jelas semua materi IPA masih jadi satu topik yang gue sukain karena cita cita gue jadi dokter. Tapi lama-lama semua itu bergeser. Seiring gue denger ini itu, dan beberapa pengalaman tokoh-tokoh yang gue anggap umurnya lebih banyak dari gue, macem guru, atau orang lain yang gue temui. Dalam hati gue bertanya, "kenapa dia bisa jadi guru? kayaknya enak jadi ini   deh, kayaknya enak jadi itu deh" wah macem-macem sampe akhirnya gue gak terlalu keukeh untuk jadi dokter. Apalagi pas gue masuk SMK yang jelas-jelas jurusannya nyasar banget.

Gue lebih banyak bergelut sama yang namanya bisnis managemen, asuransi, akutansi dan lain-lain. Semua itu semakin menjauhkan gue dari cita-cita ingin jadi dokter. Lupa, lupa semua! dan terakhir gue masuk kuliah yang juga jurusannya melenceng. Kalau waktu baru masuk SMK gue masih bisa yakin untuk bisa sekolah kedokteran suatu hari nanti, beda dengan baru masuk kuliah yang nyata-nyata gue sadar kalau minat dan bakat gue bukan kearah kedokteran, dunia tekhnoogi. Lagipula ngeliat kondisi keuangan keluarga yang gak memungkinkan untuk gue bisa kuliah kedokteran.

Lulus SMK, pikiran gue malah diracuni oleh cari kerja yang gampang. Tentang orang-orang yang diperluin didunia usaha, baik dari segi kompetensi dan peluangnya. Otomatis lah gue cari yang katanya gampang cari kerja yaitu kita harus bisa komputer. Apalagi yang namanya gawe itu kan dapat duit... wedeh!

Akhirnya kuliah jurusan managemen informatika. Tapi gue sempet ngerasa salah jurusan, gue bingung karena ternyata banyak banget bahasa pemograman yang gue gak ngerti abis. Cita-cita yang gue tancapkan sejak masuk kuliah untuk jadi seorang programmer pun pupus juga. Gue nyerah, di tiga bulan pertama gue berniat untuk mundur. Tappi, again and again! gue inget perjuangan bokap masukin kuliah, dengan segenap kepercayaan yang dilimpahkan ke gue dan keinginan yang sangat besar agar minimal ada satu anak yang sukses di keluarga. Gue jalani semua itu dengan sabar dan iklas. Akhirnya lulus juga.

Lulus dari SMK juga sempet kepikiran untuk kuliah di IKJ, ambil jurusan seni rupa. Tapi karena biaya nya yang meledak, dan beberapa opini orang bahwa peluang kerjanya sedikit, gue urung juga. Hm..

Ternyata sampai lulus kuliah. Bokap yang gak sempet hadir diacara wisuda karena keburu almarhum membuat suasana wisuda penuh haru. Sempet gue lirik kerangka pencapaian keinginan yang gue tulis pada sebuah halaman di buku diary. Didalamnya ada beberapa poin, yaitu lulus kuliah tepat waktu dengan tugas akhir pemrograman, kerja di bank, nikah dan segala macem tek-tek bengen hingga keluar negeri segala umrah dan lain-lain. Saat itu, baru poin pertama yang kecapai. Selebihnya masih teka teki.

Gue makin bingung aja mau jadi apa?? karena setelah lulus gue gak dapet kerja juga, nganggur setahun.. dunia serasa berakhir. Waktu lulus kuliah kondisinya gue udah nguasain pemrograman dengan ketekunan dan kemauan gue untuk mau tau. Pepatah bilang kalau gak kenal maka tak sayang.

Gue merasa jadi sampah dalam keluarga, gak bisa apapun! belum juga gue temui potensi apa yang ada dalam diri gue yang bisa gue gunain dan bermanfaat buat orang! gue cuma bisa komputer yang hanya sebatas office doank!

Segala sesuatu itu ada hikmahnya, pas gue putus dari mantan pacar T_T gue kelimpungan. Karena ketergantungan gue sama dia soal apapun, juga soal troubleshooting hardware dan software. Beruntung ditahun 2006, tahun yang sama gue desperate (jiah gaya gue!) gue dapet kerja di warnet. Disinila gue mulai mengembangkan sayap. Ibarat kata memberontak, berusaha menjadi diri sendiri dan bangkit dari ketidakpercayaan diri dan menjadi cewe mandiri. Semua gue pelajari, gue lahap! mulai dari surfing internet dan semua masalah, konten dan sisi baik+buruknya, gue belajar jaringan, gue belajar tentang gimana caranya usaha, interaksi dengan banyak orang. Beruntung waktu itu gue kenal MG. Siapa dia? ikuti aja di http://www.sekenhom.co.cc/blog/2010/08/14/guruh-wijonarko/dia guru pertama gue... berangkat dari sana banyak sekali momen momen penting. Mulai dari blogging, ketemu moderator ilovebogor, ikutan komunitas menulis, blogor, hingga gue ketemu orang-orang penting di dunia cyber di kehidupan nyata. Ah, Internet seperti jadi rumah kedua.

Selang beberapa bulan kerja di warnet gue dapet inspirasi. Dialah Bagus Karo karo http://www.sekenhom.co.cc/blog/2010/08/15/bagus-karo-karo/yang waktu itu dateng bareng eko, cerita banyak dan bilang bahwa gue punya jiwa seni. Dia bilang itu karena liat beberapa hasil karya lukisan, komik, cerpen dan desain-desain manual gue. Dia bilang komputer isa memfasilitasi itu. Sebenarnya masih bingung. Tapi dengan cerita lanjutan dari Eko yang gak lain adalah seorang desainer graphis, gue bisa ngerti dan gue pikir itu oke juga.

Akhirnya gue berkutat dengan komputer secara intens. Untungnya waktu itu udah gawe dan bisa beli buku komputer sendiri. MG kasi gue banyak tutorial meski kadang gue juga download sendiri. Mudah, itu yang gue rasakan mungkin ketambahan unsur seni yang gue punya. Gue bikin banyak banget karya desain graphis ketambahan gue join di satu usaha studio photo. Sepanjang perjalanan waktu itu, gue belajar banyak program desain graphis. Akhirnya... munculah suatu cita-cita baru yang nilai kedekatannya lebih tinggi dengan jiwa seorang windi yaitu seorang Desainer Graphis.

Pada titik ini gue udah bisa ambil kesimpulan bahwa jika kita mau belajar, maka insya allah kita akan bisa. Ya, bisa karena biasa. Toh, orang yang sekolah pun belajar, bedanya kita belajar sendiri yang perlu ketekunan yang tinggi. Kedua, sekolah di universitas yang gue pikir bisa dapet kerja enak ternyata bukanlah jaminan. Karena nasib baik itu bukan ditentukan dari sekolah. tapi dari seberapa besar tekad kita mencapai itu, tentu harus tawakal.

Setelah sebelumnya gue bekerja di warnet dan mengajar di sebuah SMK sebagai guru komputer, akhirnya gue pindah kerja ke bank sebagai teller. Well, menjadi salah satu anggota keluarga didunia perbankan adalah bukan sebuah cita-cita, tapi hanya sekedar keinginan. Ini pernah gue tulis di kerangka pencapaian itu. Alhamdulillah, 2 poin tercapai. Disini terasa jenuh, otak gue mandek, terkungkung, gak bisa bebas berkreasi. Meski gak dipungkiri, bahwa ilmu perbankan yang gue raih adalah aset yang gak kalah berharga. Karena terbukti gue dengan mudah menjelajahi dunia perbankan di perusahaan lain. Untuk sementara entah kenapa cita-cita untuk jadi desainer graphis semakin hilang, seiring dengan syarat-syarat calon karyawan yang masih tinggi. Kenapa?! kejam banget dunia ini!

Keluar kerja dari bank gue pindah kepabrik plastik yang memproduksi furniture. Merk terkenal tapi gue hanya bertahan sekitar 3 hari. Wuw! dari sini gue menyandang predikat kutu loncat. Alasannya adalah karena gue gak kuat dengan tekanan kerja tingkat tinggi. Jangankan disini, kerja di bank yang kondisinya mendukung pun gue gak betah. Gue merasa ada sesuatu yang kurang. Bukan pada masalah kinerja kerja atau mental, tapi satu titik nyaman yang membuat gue bisa berlama-lama betah.

Gue ikut bergabung lagi dengan warnet tempat gue kerja selama beberapa bulan sambil cari-cari kerja dan belajar lebih banyak lagi. Gue sempat nolak beberapa perusahaan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, baik di dunia perbankan, penerbitan, dan lain-lain. Jatuh bangun gue belum selesai rupanya. Disini kerasa gak punya duitnya. Sedihnya.

Setelah merumahkan diri gue bergelut dengan internet lagi dirumah. Sampe bulukan. Tapi di rentang waktu July-November 2008 itu, banyak banget peristiwa menarik. Mulai dari kenal penulis-penulis, aktif di komunitas dan kualitas pengembangan diri dari segi kemampuan dan mental. Disini juga, gue menelurkan banyak sekali karya-karya tulisan, desain graphis dan lukisan. Dan, Desember pun datang. Tepat tanggal satunya gue diboyong ke asrama German. Hasil dari tes seleksi penerimaan beasiswa training garmen.

Lagi. Gue menjajaki dunia baru, dunia yang penuh dengan pembahasan rumit dan membuat pikiran gue bengkak, membuat cita-cita gue makin ngawur. Di tiga bulan pertama ini pula gue sempat menyesal karena metode pengajaran yang bener-bener baru. Dimana kita disini digojlok agar bisa disiplin, belajar full time berikut praktek dan teori. Dengan bahasa Inggris sebagai komunikasi sehari-hari. Tapi alhamdulillah, ini semua membuka mata gue akan dunia international, dunia strike yang mungkin akan gue masuki suatu hari.

Di yayasan ini, gue kenal banyak orang penting dan berpengalaman dibidangnya. Beberapa kunjungan ke pabrik dan praktek-praktek yang seruw. Belum lagi pelajaran-pelajaran moral dimana semua trainee digiring untuk siap menjadi seorang leader yang cakap dan berkompetensi. Dan satu hal yang menarik, bahwa mendapat beasiswa sekolah bertaraf internasional ini adalah salah satu yang terdaftar dalam list keinginan gue dalam diary. Ya, dulu gue pernah mendatangi sekolah yang serupa dan disitulah gue berdoa.

Agustus 2009 lulus dan gue bekerja di sebuah perusahaan garmen di Jakarta. Gak tanggung-tanggung, BEJ. Rasanya rasa syukur ini gak akan pernah berhenti karena BEJ adalah tempat yang gue idam-idamkan. Pernah tes kerja disini tapi nggak diterima. Tapi hanya sekitar sebulan. Ternyata yang lebih penting dalam bekerja adalah lingkungan. Meski disana ada segelintir orang yang benar-benar baik. Tapi tetap saja.

Nganggur lagi dan lagi. Sampai sekitar tiga bulan, dan start tanggal 1 Desember gue diterima kerja di sebuah perusahan besar, yang bergerak di bidang retail. Disini dengan pedenya gue ajukan porto polio gue. Dan akhirnya!! gue diterima. Yes! gue jadi seorang desainer graphis juga! tapi waktu itu belum terlalu mudeung, karena meski gue sedikit menguasai, tetap ini adalah bidang baru dalam dunia kerja. Komitmen untuk selalu belajar dan belajar itu selalu tumbuh terus. SEMANGAT!! cita cita itu terkabul di tanggal 1/12/2009.

Gue ketemu orang-orang desain yang keren yang juga kebanyakan belajar sendiri. Jadi inget almarhum Bagus. Thanks for being my inspiration sobat! kerja dan kerja beajar dan belajar. Sampai di penghujung bulan July gue resign dan mendapat kerja di sebuah perusahaan keramik dengan bidang yang sama. FUIHH! letih! tapi semua ini belum berakhir, semua ini belum berujung semua ini adalah proses.

Proses yang panjang tapi gue udah meraih hasil yang sangat banyak! dimana pengalaman itu, tercapainya keinginan itu adalah hasil dari sekian proses, yah, inilah flowchart hidup gue dalam dunia pendidikan dan kerja. Sebenarnya masih banyak hal-hal kecil yang gak gue ceritain. Ini gak termasuk kehidupan pribadi ya... mungkin jadi satu buku kalao diceritain semua.

Sekarang, gue sedang menikmati pekerjaan, menikmati indahnya punya motor yang pernah gue cita-citain, indahnya punya lemari buku idaman, jadi seorang desainer graphis, indahnya pernah jadi guru, operator, customer service, teller, penulis, pelukis,  staf purchasing, staf TU, atau mungkin tukang pempek nasi uduk dijaman-jaman kecil dulu. Bertemu dengan banyak orang dalam pertemuan-pertemuan, wawancara dll. Indahnya bisa berbagi kebersamaan dan pengalaman itu, indahnya bisa berbagi ilmu dan sejuta trik untuk anak-anak yang akan beranjak kedunia kerja, indahnya titipan Allah ini dan suatu waktu semua itu akan beringsut, akan kembali dan hilang lagi!

Saatnya lebih banyak merenung dan bernyukur.

Lalu mau apa lagi? Setelah perjalanan yang menurut gue cukup panjang itu gue membuka lagi diary... ternyata apa yang gue tulis sebagai wakil dari keinginan gue, yang belum tercapai adalah... (tau kan masalah perempuan diusia 27?) ya, menikah. Itu yang belum... disamping, gue kepingin sekali bisa menerbitkan buku, menggelar pameran lukisan tunggal dan bisa keluar negeri dan pergi haji. Subhanallah... pasti ada saatnya.

Wahai kawan. Terutama generasi dibawah gue. Jangan pernah berhenti bercita-cita. Tulis itu! tanamkan dalam hati, usahakan sepenuh jiwa dan raga dan berdoalah. Jangan pernah putus asa dan selalulah berpikir positif. Mungkin ada suatu masa dimana kita akan gagal, tapi gagal bukanlah akhir dari segalanya, gagal adalah awal dari kemenangan dan lebih baik menjadi orang yang gagal daripada orang yang tidak pernah mencoba sama sekali.

Untuk orang-orang yang telah memberikan inspirasi buat gue, terima kasih banyak. Emak, Bapak teman-teman, guru-guru, saudara saudari, tukang becak, sopir bis, angkot tukang ojek, tukang dagang seeeemuuuaannyaa! yah, kalian telah memberikan banyak kontribusi. Meski itu hanya sekadar memberi tahu jalan ketika kita tersesat meski hanya sekedar menyenangkan, memberikan senyum atau mengucapkan sepatah kata SEMANGAT! the best for you all! semoga Allah membalas dengan yang setimpal.

Yang utama adalah kepada Allah SWT yang tidak pernah henti memberikan karunia-Nya, yang mengabulkan doa-doa gue, memberikan petunjuk dan jalan keluar bagi setiap masalah gue, yang telah bersedia mendengarkan keluh kesah, tangisan dan panjatan-panjatan doa, yang telah membentuk gue sedemikian rupa,  lengkap dengan otak dan hati yang gue rasa jenius! yah, jenius karena gue bisa berpikir. Terimakasih karena Engkau telah menciptakan bumi hingga gue bisa berpijak, udara, air, bebatuan, hewan, dan segalanya. Special Thanks to YOU, alhamdulillah ya Allah.

Pada akhirnya semua akan kembali kepada Allah. Jazakallakhairankatsiron...

0 comments:

Post a Comment