//Recent Comments Settings var numComments = 5; var characters = 60;

29 September 2010

Rasa







Ada sebentuk rasa,
Kini mulai pudar,
Tapi timbul tenggelam
Karena ia dibuat dari debu-debu niat yang masih suci

Akankah rasa itu terbentuk lagi?
Pertanyaanmu mulai goyah
Dan angin, hujan, kilat turut serta
Bagaimana aku menjaga rasa?
Sedang aku bercermin pada telaga keruh
Bukan lagi mata air
Ada sebentuk rasa,
Masih tersisa...


Entah (Episode 5)

Mungkin cerita ini berlanjut tapi gak seseru, segencar, sedagdigdug kemarin. Dimana gue masih aja berbunga-bunga. Meski sekarang, kadang, masih deg deg an, sedikit sumringah kalau dapet sms dari dia atau kelimpungan, cari-cari di FB kalau dia udah kesel dan kirim pesen-pesen yang isinya paling cuman.. becanda doank paling! Tapi semua itu begitu berkesan (giling dah gue mabok cinta!)




Yah, gue bilang ini gak seseru dulu karena… di akhir-akhir minggu ini gue mulai berpikir. APAKAH? Hanya sebatas ini saja? Ada gak sih keinginan dia untuk ngelanjutin hubungan ini ke jenjang yang lebih tinggi? Misal Strata 1, 2, 3 (aeh kayak kuliah aja!) bukan gitu maksudnya. Tapi… ke jenjang yang… (malu ngomongnya… padahal gue udah tuir yah?) hadeh…

Jadi… gue… sekarang boleh dibilang sedih. Mau PDKT ma yang laen tapi berat sedang kalau nggak… sampe kapan?? Susah nerka orang itu. Saat ini gue cuma bisa berdoa, agar Allah nunjukin gue jalan yang mudah. Jalan yang pasti. Jalan yang terbaik. Buat gue, dan dia.

Dan seperti biasa. Setelah pertemuan itu ada 2 hal yang bikin dia kesel lagi. Dan dia gak lagi sms (baru tadi die sms an lagi ma gue) apalagi masalah cewe sikopat yang tiba-tiba ngehajar gue dengan pelur-peluru makian (kesannya…) jah… penyakit over protected gitu deh alias cemburuan. Katanya sih, mereka sempet deket gitu!

Ya sudahlah… cape terasa, gue cuma bisa menghembuskan nafas panjang. Untungnye bukan menghembuskan nafas terakhir. Gue gak mau ambil pusing. Mau dia sms an sama sobat gue, mau ma cewe laen terserah aja! Toh kalo dia ngaku baik dan dewasa berarti dia bisa punya arah yang jelas dan tanggung jawab. (nyambung gak seh?!) nu puguh, semua itu gak akan menyusutkan niat gue untuk buat NPWP dan paspor. Gue mau melalang buana pren!

Doa malam ini : Ya Allah jodohkan sayah dengan dirinyah….

Award Untuk Sahabat dari ic4l.net



Buat ic4l jelek makasih ya.... jelek-jelek lo mang sahabat gue..

(jadi terharu...)

Kata Ic4l jelek temen2 yg berkunjung bisa capas link award na..

22 September 2010

Marketing is part of our life.

Pernah ngerasa seneng karena pelayanan ramah penjual? Atau… service lain (wew, gue ngomongin yang positif yah!). Hm… gue ketik ini karena pas isi bensin di POM tadi dilayani sama petugas cewe yang ramah banget, informatif dan gak pelit senyum. Gue kasi award deh.
Belon lagi waktu bulan puasa kemarin, padahal waktu itu cuacanya panas banget! Sumpe deh gue aja kaga nahan, mana macet dan banyak yang parkir gak karuan. Tapi dengan senang hati petugas parkir angkat sana angkat sini. Salut! Gak tega deh ngasih seribu juga.

Pelayanan ramah emang kudu banget apalagi buat yang punya usaha sendiri baik retail atau jasa. Yeah, inget mas guruh dan almarhum abang gue yang dapet sertifikat service excellent dari kantornya. Belum lagi pelatihan di BPR syariah dulu,di warnet trus di perusahaan sekarang, dimana semua menekankan tentang pelayanan. Gimana cara kita menyikapi semua tipe pelanggan. Apalagi, semisal kalau mereka dah cerewet trus gak jadi beli pula!

[gallery link="file" columns="4" orderby="title"]

Sebenernya belajar marketing itu menyenangkan. Selain cara memajukan perusahaan, atur strategi sampe pada topik yang lagi gue bahas. Hm… meski sementara orang banyak yang masih berpikiran sempit soal marketing. Yah, gak sedikit yang mengindentikan marketing dengan pekerjaan lapangan macam salesman/girl. Padahal boleh dibilang marketing itu juga ujung tombak perusahaan. Kalau gak ada marketing bakal bangkrut kali!

Dulu, gue juga berpikiran sempit. Tapi ternyata apa yang gue lakuin semua berbau marketing. Apalagi kalau wawancara kerja. Abis-abisan deh ‘jual diri’. Hahaha… hebat juga ternyata. Belajar dan belajar, kenapa setiap wawancara gagal. Kian hari makin akrab dan enjoy juga pas wawancara, walhasil mudah-mudah aja sekarang. Jadi tergantung kita ngemas kalimat dan nunjukin sikap optimis dan percaya diri. Jangan salah, aplikasi lamaran dan cv juga bagian dari marketing. Jadi gue simpulin bahwa marketing is part of our life.

Banyak hal, lah! Selain contoh-contoh diatas. Jadi, gimana? Coba renungkan part mana dihidup temen-temen semua yang gak lepas dari marketing hah? Ayo ngaku! (weh, jadi esmossi)

14 September 2010

The Gogons: James & the Incredible Incident

Teman-teman bacalah buku ini. Gue ampe nangis senangis-nangisnya, ketawa seketawa-ketawanya... huahhh... campur aduk. Rasanya sulit diungkapkan. Buku bercerita tentang arti persahabatan dan lika-liku hidup.  Berikut ringkasan ceritanya :



Mereka awalnya berenam!
Dipertemukan tak sengaja oleh takdir huruf pertama.
Bertabiat laksana bumi dan langit.

Mereka sekarang tetap berenam!
Cowok-cowok metroseksual dengan masalah superserius!
Riang-tertawa menjalani manis persahabatan.

Yang tidak pernah mereka sadari,
Persahabatan itu mulai menembus batas-batas rasionalitas.

Ketika satu per satu berguguran oleh tragedi menyakitkan yang sulit dimengerti. Ketika persahabatan menuntut lebihdari sekadar kebersamaan.

Mereka awalnya berenam!
Entah menjadi berapalah di ujung cerita!

L.S.D.L.F - Lontong Sayur Dalam Lembaran Fashion

L.S.D.L.F. adalah refleksi dari sisi hidup wartawan-wartawan lifestyle. Mereka berada dalam profesi yang berhadapan langsung dengan berbagai kondisi sosial metropolis. Mereka berinteraksi dengan
orang-orang gila brand, social climber, fashion society, ingin jadi model terkenal, intrik agen-agen model, kaum metroseksual, dan orang-orang yang tulus di tengah sekelompok hedonis. Mereka menanggapi kehidupan dengan kritis dan investigatif.


Gue ngerasa ceritanya datar-datar aja, tapi ternyata malah seneng... karena tokoh Alif yang punya affair dengan salah satu staff. Yang akhirnya juga.. whoaaa sedih. terbengong-bengong...  hubungan tersembunyi yang terbilang sukses dan mengharu biru... karena sang kekasih akhirnya meninggal. Tapi pengorbanannya bo... rela gitu ya, beli sepatu Prada seharga 8 juta hanya agar sang kekasih gak terlibat kasus...

Udah gitu, gue suka banget dengan jam kerja tinggi di cerita ini. Banyak nama-nama tokoh terkenal, brand fashion, dan masih banyak lagi. Syahmedi Dean membawa gue keliling dunia. Owh, mantaf. Apalagi gue dah punya pengalaman studi garmen. Makin sreg ajah! Lelaki kelahiran Medan, 14 Mei 1969 ini menyusun cerita dengan bahasa renyah dan mudah dipahami. Yah, meski banyak nama-nama asingnya. hehehe.. hidup Syahmedi Dean! semoga sukses dan gue akan buru lagi buku-bukumu yang lain.

I just want to prove my self

So, how I can describe my self? Am I look like what he said to me?
three words that make me hurt... We must be know that everybody can be change to be a better or bad person. It's depend on you. And, Am I wrong when I said that he was too hurry when he said that. Because He never ever meet me! in real.

As you wish! I believe in GOd. I just want to prove it to you.

12 September 2010

Najib Kailani - Bayang Bayang Hitam

Keruntuhan banyak negara sering disebabkan oleh kekacauan dari dalam; salah satu penyebabnya adalah pengamalan ajaran agama secara sempit yang diubah menjadi corong kekuasaan, kemudian dipraktekkan secara membabi buta.


Hal ini tergambar dalam alur novel sejarah kemelut di Ethiopia karya dr. Najib Kailani (1931-1995) ini. Kita dapat menyimak eksplorasi psikologis yang mengalir dalam penuturan dan gaya narasi yang memukau, yang telah mengibarkan nama sastrawan, intelektual, dan aktivis dakwah Ikhwanul Muslimin berdarah Mesir ini sebagai salah satu seorang penggagas sastra Islam modern.

Serius gue suka buku ini. Hm... strategi perang yang keren! Dalam buku ini di paparkan tentang penghianatan, pengorbanan dan seluruh alur dalam buku  yang mengharu biru. Subhanallah, meski Iyasu, tokoh utama yang akhirnya mati tapi kita gak ngerasa kecewa. Justru gue merasa dia hidup terus, karena kematiannya sekalipun tetap membuat musuhnya gentar.

Diakhir cerita, Iyasu dihukum mati. Tapi bibirnya tetap tersenyum karena sebelum mati ia mengucapkan dua kalimat syahadat. Hal ini membuat Haile Selassie tenang dan kebenciannya hilang. Tapi ia menangis. Menangis karena merasa sebagai orang yang lemah.  Berikut penggalan kalimatnya saat Haile Selassie ditanya salah seorang yang terdekat dengannya:

"Karena aku merasa bahwa aku adalah orang lemah. Aku telah membunuh Iyasu, tapi aku masih takut padanya. Aku merasa ia menghina dan mengejekku. Dia melihat kearahku seakan aku anak kecil yang bodoh yang sedang bermain api. Kenyataannya ia belum memadamkan api yang menyala di dadaku. Senyuman pucat mayat itu menunjukan ejekan dan penghinaan yang pahit bagiku...."

Hm... andai kisah ini benar2 nyata, maka gue berdoa agar kematian syahidnya mendapat balasan, yaitu surga Allah.

note : Buku ini bener-bener T O P  B  G T.

note lagi : Sayangnya gue kok gak nemuin poto pengarangnya ya?? ada yang punya? kasih link nya dunk...

U T U K K I Sayap Para Dewa


I am one wing and you are equally the other

Dari pengarang novel-novel bestseller, Seri Indiana Chronicle dan The (Un)Reality Show

Cerita ini dimulai tujuh ribu tahun yang lalu.
Ketika manusia mendongak ke langit dan menatap bintang gemintang.
Terpesona.
Lalu bertanya, "Apakah hidup? Apakah cinta?"

Tujuh ribu tahun yang lalu, di lembah subur Mesopotamia, manusia mencapai peradabannya yang pertama.
Mereka membangun kota, menciptakan kepercayaan dan agama,
menemukan tulisan, membangun irigasi, menggunakan roda,
dan mendongengkan mitos pada setiap keturunan anak manusia.

Tujuh ribu tahun yang lalu,
bangsa Mesopotamia Kuno bercerita tentang delapan monster, seorang pendeta lelaki, dan dewa-dewi,
yang karena satu dan lain hal harus menentukan jalan hidupnya dan menggenapi nasibnya.

Cerita ini bukan mitos.
Bukan juga dongeng, fantasi, atau sekadar obrolan minum kopi.
Cerita ini adalah cerita abadi sepanjang zaman.
Sebuah epos tentang perjuangan, cinta, dan keyakinan,
yang telah hidup lebih dari tujuh ribu tahun.

Dari Mesopotamia, tahun 5000 Sebelum Masehi.
Sampai Jakarta, tahun 2000 Sesudah Masehi.


Sumber ringkasan cerita  : http://clara-ng.blogdrive.com/archive/24.html





Buku ini memiliki awal yang bagus. Dimulai dari Prolognya, jadi alur mundur gitu. Kalau menurut gue serasa ada di film-filmnya silat macem uler putih dikombinasiin sama film-film kartun berbau magic, banyak kilau cahaya dan bertaburan bintang gitu. whoaa... jadi waktu baca ini, gue bener-bener nikmatin momen-momennya. Baca separagraf, menghayal, baca separagraf, menghayal, hehehe... tapi tetep bikin kepingin baca kalimat berikut.

Oya, dalam buku ini juga sarat makna. Tentang gimana sih sebenernya kita itu harus mengartikan cinta,  tolong-menolong, persahabatan dan pengendalian diri. Hm... tampaknya gue perlu banyak belajar dari Celia dan Thomas. Apalagi pas detik detik terakhir! Clara Ng mengemas sejarah cerita ini dengan sangat manis... hebat hebat!



09 September 2010

Menangkah?

Dalam hitungan jam, ramadhan akan segera berlalu. Rasanya baru kemarin. Ada yang bersuka cita, berduka cita dan mempertanyakan apakah puasanya 'pol' alias gak ada yang bolong yang berarti 'menang'.

Mungkin, semua orang bisa menang dalam hal ini terlebih lagi buat kaum adam. lalu muncul pertanyaan, apakah sebenarnya hakikat menang disini? apakah jika dua orang yang menang dalam berpuasa, berarti sama perubahannya setelah ramadhan berakhir? jika kedua orang itu diberi kesempatan yang sama untuk beribadah dan beramal di bulan puasa. Apakah hasilnya akan sama? Mengingat bahwa setiap momen dan kondisi sifat dan sikap setiap manusia itu berbeda

Menang dan mempertahankan hal-hal yang membuatnya menang, seperti menahan hawa nafsu, meningkatkan ibadah dan amal. Bukan sekedar menahan lapar dan dahaga karena kedua ini siapapun bisa melakukannya. jadi sudah tau kan pengertian menang? jika yang mengaku dirinya menang karena lantaran telah sanggup menahan lapar dahaga tapi perangainya masih kurang baik. Maka dia belum menang. Kalau dah gitu saatnya bertaubat. Segera!


Well terlepas dari itu semua, gue mau ucapin :


Taqabbalahu minna wa minkum Shiyamana wa shiyamakum
wa taqabbal yaa Kariim
Semoga Allah menerima segala amal ibadah kita semua di Ramadhan lalu !
Semoga kita semua menjadi hamba_Nya yang bertaqwa !



08 September 2010

Efi F. Arifin

She was born in 1981, Barabai.  Two books that I have read is Mumi Legenda and The Independent. Both of it, (gyahh!! mentok. Basa Indonesia we lah! ho ho ho) Kedua bukunya ini bener-bener amazing! well I also enjoyed it. Again and again, gak mau berenti. Setiap penggal cerita menantang untuk baca kalimat selanjutnya. Waduh, daya pikat bahasa dan ceritanya bener-bener bikin gue saluutt... mbae makan opo toh? (ups!)

Berikut resensinya.

Agama merupakan sesuatu yang mengisi ruhani kehidupan kita, yang tidak mungkin dihilangkan di hati pemeluknya. Di dunia ini banyak terdapat berbagai macam agama yang berbeda-beda, kadangkala perbedaan menghasilkan silang pendapat. Akan tetapi, bagaimana jika ternyata perbedaan tersebut menghasilkan sesuatu yang maha dahsyat bagi peradaban manusia, tak hanya konflik berkecamuk tapi juga perang agama!


Penulis membuka ceritanya dengan menggambarkan latar Bandung yang telah menjadi kota internasional di masa depan, tahun 2122. Ketika itu, dunia dikendalikan oleh sebuah organisasi besar bernama NSJ (Nations Society for Justice). Tidak ada Indonesia, Amerika, atau negara-negara lainnya, semuanya berkumpul dibawah naungan NSJ. Dengan alur flashback, kita diajak membayangkan, seratus tahun kebelakang dari tahun 2122, terjadi peranga agama yang memporak-porandakan peradaban. Dan atas nama keadilan dengan meniadakan keberadaan agama, sebuah organisasi bernama NSJ membangun kembali dunia ini dengan kemajuan ilmu sains tak terbatas dan teknologi super canggih.
Semua berjalan secara sempurna. Gedung-gedung megah, cyber yang didesain sedemikian rupa untuk menggantikan peran domestik manusia, commu-set untuk memudahkan komunikasi, teleport, cloning menjadi gaya hidupnya. Manusia berfisik nyaris sempurna, tak ada cacat tubuh, tak ada pennyakit mematikan. Yang mereka perlukan hanyalah tunduk dan patuh terhadap peraturan NSJ yang menggunakan semua kendali teknologi bagi dunia yang dibangunnya.
Hingga akhirnnya sebuah mumi secara tidak sengaja ditemukan oleh Rekha, tokoh utama dalam novel ini, yang merupakan seorang ilmuwan bio-chemist. Ternyata ketidaksengajaannya itu menyeret dia pada sebuah pengungkapan rahasia yang mengejutkan. Mumi yang bernama Miriam itulah yang mengungkap kedok, sikapa sesungguhnya NSJ.
Dari sinilah konflik demi konflik terbangun, menghadirkan suasana yang membetot perasaan kita. penulis begitu piawai menghadirkan konflik yang menghidupkan cerita. Selain itu, konflik emosional dalam diri Rekha dan tokoh-tokoh lainnya tidak lupa penulis tampilkan, seperti cinta vs kesetiakan, kerakusan vs kewajiban, ketakutan vs keinginan, dan balas dendam vs keraguan diri. Penulis pun seperti sengaja membiarkan beberapa konfliknya tidak terpecahkan, secara cerdas ia memberi indikasi tentang cerita sambungannya, dengan kalimat penutup, Angin kebebasan semakin harum tercium. Tak akan lama lagi…

disadur dari (http://tamipoenyatami.wordpress.com/2009/04/30/nsj-2122-mumi-legenda/)

Haruskah?

Ya Allah apakah saya harus berhenti memohon?

Merasa ada suatu ketidakmungkinan yang lebih dominan

Ya Allah, doa apalagi?
usaha apa lagi?

Aku pasrah...

Haruskah aku berhenti memohon ya Allah?

Aku yakin...

Engkau yang maha pemurah, maha tau, maha bijaksana..

Engkau yang memiliki kekuasaan yang tak tertandingi

Engkau yang memiliki kehendak yang tak seorang pun dapat mengingkari

Ya Allah, sujudku memuji Mu, memohon kemurahan Mu...

Izinkan hama Ya Rabb

Mendengar, melihat, menyentuh, merasakan, berjalan beriringan

Dalam satu kepastian...

Ya Rabb, ...

Sonya Sones - ones of hideous book who is mother dies

Meski gue baru baca bukunya yang berjudul ones of hideous book who is mother dies tapi gue udah yakin bahwa dia adalah penulis yang sangat-sangat berbakat. Dia mengemas kata-kata dalam bukunya ini seperti puisi, tapi sebenernya rentetan cerita.

Buku bercerita tentang seorang gadis bernama Ruby. Waktu ibunya meninggal, Ruby terpaksa meninggalkan sahabat, cowok, bibi, dan makam ibunya di Boston. Ia terbang ke Los Angeles untuk tinggal bersama ayahnya, aktor kawakan yang menceraikan ibu Ruby ketika Ruby masih dalam kandungan. Ruby membenci ayahnya, ia sulit memaafkan ayahnya. Tapi perlahan-lahan sesuatu meluruhkan kebenciannya...

Em.. belum berhenti sampe situ. Yang gue suka adalah dari gaya bahasa yang dipakai dan penokohan. Rasanya bisa kebayang gimana waktu Sonya Sones nulis cerita itu. Tokoh Ruby yang teguh pendirian, mandiri dan cuek abis. Gak ada habisnya deh, rasanya mau baca terus!ya bikin penasaran gitu.

Salah satu penggalan cerita dari sekian yang gue suka adalah ketika Ruby bilang bahwa Whip itu nama yang jelek dan bodoh seperti orangnya. Tapi ternyata Whip itu adalah nama yang sering disebut oleh Ruby sendiri semasa kecil, jadi ayahnya terus ngegunain nama itu.

Berikut beberapa penggalan cerita-ceritanya :



I'm not that depressed,
considering that this
gigantic silver bullet with wings

is blasting me away from my whole entire life,
away from Lizzie Brody,

my best friend in the world,
away from Ray Johnston,
my first real boyfriend.


Not that depressed,
considering I've been kidnapped
by this monstrous steel pterodactyl
and it's flying me all the way to L.A.
to live with my father
who I've never even met
because he's such a scumbag
that he divorced my mother
before I was even born.


I'd say I'm doing reasonably well,
considering I'm being dragged
three thousand miles away from all my friends
and my school and my Aunt Duffy
and the house I've lived in ever since I was born,
three thousand miles away from my mother,
and my mother's grave,
where she lies in a cold wooden box
under six feet of dirt,
just beginning to rot.


I'm not that depressed
considering that I'm trapped
on this jumbo poison dart
shooting me away from everything I love,
and there's this real weird guy
sitting in the seat right behind mine,
who keeps picking his nose
and eating it.


Depressed?
Who? Me?






The pilot just announced
that there's a breathtaking view
of the Grand Canyon
for the passengers who are seated
on the left side of the aircraft.


Guess which side
I'm sitting on?






I'll probably be lying on a ratty old couch
telling some nosy shrink about this in a few years:


I was just about to turn four.
My aunt Duffy told me she was going to give me
a very special present for my birthday.
She said she was going to take me to see my daddy.
But only if I promised not to tell my mommy.


I remember crossing my heart and hoping to die,
and hurrying to put on my brand new red sparkle shoes.
Then she popped me into her Volkswagen
and whisked me off to a movie theater.
I figured my dad was going to meet us there.


I remember searching every face in the lobby,
trying to pick him out of the crowd,
while my heart tap-danced against my ribs.
I could hardly wait to show my daddy (my daddy!)
those new shoes.


I remember the lights going down, the film coming on,
and there still being no sign of him.
"But where is he?" I demanded to know,
on the verge of a major meltdown.


Aunt Duffy put her arm around me,
then pointed to this enormous face up on the movie screen
and said, "There he is, Ruby.


That's your daddy.
Your daddy's Whip Logan."




I thought there'd be a butler.
Some guy with an English accent
and white gloves, hovering
with assorted silver trays,

lifting off shining domed lids
to reveal steaming. steaming.
Oh, I don't know.
Steaming crumpets or something.

But it's just Whip.
And me.
Surrounded by
an acre of kitchen.

Just Whip.
And me.
And at least one of every cooking device
known to mankind.

There's even a spatula that automatically
flips pancakes when you press a button.
Which Whip happens to be demonstrating
at this very moment.

He looks like such an idiot in that apron,
going on and on about
how his macadamia nut pancakes
are renowned the world over

and about how if he hadn't been an actor
he probably would have been a chef
and about how tangy the oranges from his trees
are at this time of year

and about how he gave his assistant
the weekend off
but I'm going to love him when I meet him
because he's a real hoot

and about how it's fun sometimes
to have breakfast for dinner, isn't it?
And on and on and on and on.
until the doorbell rings.





Whip's up to his elbows in pancake batter.
So he sends me to see who it is.


I swing open the door, and practically fall over-
there, standing right in front of me,
is Cameron Diaz.


She grins when she sees my jaw drop,
and explains that she lives next door.
Cameron Diaz is my next door neighbor?!


Then she says she's so glad to meet me.
She says Whip's told her all about me.
Cameron Diaz knows things about me?!


She says she hates to be a bother
but she was wondering if Whip
could loan her some vanilla extract
for this birthday cake that she's baking for Drew.
Drew Barrymore?!


Then she breezes right past me straight toward the kitchen,
like she's been here a million times before.
Whip lights up when he sees her
and sweeps her into a hug.
She kisses his cheek.


She only stays a minute,
but it's plenty long enough for me to ask
myself the weirdest question of all time:


Is Cameron Diaz going to be my stepmother?

07 September 2010

Doa Khatam Quran

Subhanallah, rasanya malu. Sekian kali khatam tapi baru eungeuh betapa indahnya doa ini... rasanya mau baca terus, rasanya dunia ini gak ada seujung kuku pun. Betapa indah firman-firman Allah (terharu). Berikut
adalah doa khatam quran yang biasa ada di halaman terakhir al-quran.


terjemahan :

Maha benar Allah yang Maha Agung, dan RosulNya Nabi yang mulia dan kami bersaksi atas kebenaran hal tersebut. Ya Rabb kami, terimalah amalan kami, karena sesunggguhnya Engkau maha mendengar dan maha mengetahui.

Ya Allah anugerahkanlah kpd kami kenikmatan/kemanisan bagi tiap2 hurup dari Al Qur’an, dan balasan bagi tiap2 juz dari Al Qur’an. Ya Allah jadikanlah hurup alif sebagai kelembutan, hurup ba barokah, ta taubah, tsa pahala, jim kecantikan, ha hikmah, kha kebaikan, dal dalil/petunjuk, dza kecerdasan, ra rahmah, za kesucian, sin kebahagiaan, syin syifaa/obat, shad kebenaran, dho cahaya, tho ketenangan (?), dzo keluasan, `ain ilmu, gho kekayaan, fa kemenangan, qo kedekatan, qaf kemuliaan, lam kelembutan, mim nasehat, nun cahaya, wa wushlah/sarana (?), ha petunjuk, ya keyakinan.

Yaa Allah berikanlah kami manfaat dengan Al Qur’an yang agung dan tinggikanlah derajat kami dengan ayat2nya dan terimalah bacaan kami dan maafkanlah segala kesalahan, kelupaan, perubahan kalimat dari tempatnya, mengawalkan atau mengkahirkan, penambahan atau pengurangan, penafsiran yang tidak sesuai denga apa yang Engkau turunkan, keraguan atau sahwun (?), sui ilhanin(?), dan terburu2 ketika tilawah, kemalasan atau kesesatan lidah, waqof (berhenti) bukan pada tempatnya, mengidghomkan (mendengungkan bacaan) yang bukan idghom, mengidzharkan (bacaan tanpa dengung) yang bukan idzhar, madd (memanjangkan bacaan), mentasydid, hamzah, atau sukun, i’rab yang bukan pada tempatnya, atau kurangnya rasa cinta dan senang terhadap ayat2 yang memeberii berita gembira, dan kurangnya rasa takut ketika membaca ayat2 ancaman, maka ampunilah kami ya Allah, dan jadikanlah kami sebagai oarang yang syahid.

Ya Allah terangilah hati kami dengan Al Qur’an, dan hiasilah akhlak kami dengan Al Qur’an, jauhkanlah kami dari api neraka dengan Al Qur’an, masukkanlah kami ke surgamu dengan Al Qur’an. Jadikanlah Al Qur’an sebagai teman di dunia, di dalam kubur sebagai penerang/teman , cahaya di atas titian (shirath), dan teman di dalam surga, dan penghalang dan hijab dari api neraka, sebagai petunjuk untuk segala kebaikan dan tetapkanlah kami dlm kesempurnaan , anugrahkan kepada kami kemudahan dlm mengamalkan Al Qur’an dgn hati dan lisan, senantiasa cinta kpd kebaikan, kebahagiaan, kegembiraan atau keindahan iman. Dan sholawat dan salam yg senantiasa tercurah kpd junjungan Nabi Besar Muhammad SAW dan para sahabat atas kebaikan akhlaq dan kelembutan budi pekertinya di atas cahaya arsy.

Amien yaa Rabbal ‘Alamien.

terakhir, gue jadi inget Anis yang dah bak  sekali ngasih quran ini kira-kira waktu ultah gue n amarhum bagus karo masih hidup. Semoga amal ibadah kita diterima ya pren!

04 September 2010

Mudik ples satu


(Sebuah cerpen)


Sepertinya mudik tahun ini, kurang menggembirakan buat Ra. Pasalnya umi, orang tua yang tinggal satu-satunya itu, sejak beberapa bulan yang lalu menjadi cerewet minta ampun. Apalagi kalau bukan minta menantu? Mengingat usia Ra yang sudah menginjak 27. “Ra, pokokna lamun mudik taun iyeu, Ra teu acan aya calon, umi mah bade ngajodohkeun Ra jeung si Topik anakna bu Erwe” begitu kata Umi tempo hari di telepon. “Haduh… Topik??
Dari namanya aja udah ‘gak jebo’. Trus bu Erwe mana lagi?!” yang Ra tau justru ia tidak pernah tau karena mudik yang setahun sekali itu membuatnya tidak terlalu mengenal orang-orang di kampungnya. “Jadi gimana dong, tolong gue!” teriak Ra di telepon pada sahabatnya, Non. “Udahlah Ra, ikutin aja sih. Lo musti nyadar, lo ma umi lo tuh dah sama-sama tua tau gak” “Ya tapi kan gak gitu  juga caranya! Gue bisa cari sendiri ko” timpal Ra. “Kalau bisa cari sendiri, buktinya sekarang masih jomblo. Udahlah… anggap aja ini mudik ples satu, satu masalah maksudnya. Hihihi” ujar Non sambil cekikikan. Kalimat temannya ini membuat Ra diam lalu menangis. Hidupnya jadi berubah drastis. Karena ia tau, bahwa kemauan umi itu kadang susah ditolak. Ra membayangkan orang yang bernama Topik. Dalam pikirannya terbentuk satu sosok culun dengan baju kaos oblong, gaya rambut di stik dengan poni kuda. Belum lagi kalau nyengir. Ra histeris sendiri. lalu segera mengambil buku telepon, mencari nomor-nomor telepon temannya yang bisa dijadikan pacar sementara waktu.  Dan inilah beberapa jawaban dari teman-teman cowo dari esde, kuliah sampai teman kerjanya. Yogi : “Aduh sorry Ra, lebaran sekarang gue udah kerumah mertua yang baru” Abdi : “Wah gimana sama pacar gue entar?” Faisal : “Lo mau jadi bini kedua gue Ra, hahaha” (Tawa Roni menggelegar. Cowo yang satu ini memang ngebet sama Ra dari dulu) Zein : “Masya Allah Ra, coba dulu aja kenalan ma Topik. Aku…” (Ra langsung tutup telepon) Yadi : “Yey, emang gue cowwo appaan…” (dengan nada manja.) Dan sederetan nama lainnya. Semua diawali tanpa basa basi, yang penting kena sasaran. Walhasil Ra pun gagal. Mudik oh mudik. Kenapa juga, umi Ra harus kasi dateline sampai lebaran tahun ini? Hari demi hari dilalui dengan tanpa gairah. Kerja malas, tidur sulit apalagi berinteraksi dengan teman-teman lain. Semua bicara soal pulang kampung, baju lebaran, kue-kue dan segudang rencana yang tersusun rapi. Beda hal dengan Ra, semua berubah seratus delapan puluh derajat. Sampai ia harus ke dokter karena penyakit maaghnya kambuh. Detik menegangkan. Takbir bergema dengan sangat indahnya. Saat ini Ra merasa agak tenang. Ia bisa tersenyum meski gak enak kelihatannya. Non terus menyemangatinya sambil menyampaikan ide konyol. Ia menyuruh Ra agar tidak berlama-lama di kampung. “Satu hari? Gila lo ya? perjalanan kesana aja makan waktu dua belas jam. Terus kapan gue istirahatnya bu…!” “Ya, itu sih terserah lo Ra. Kalau nggak besoknya lu balik deh kesini. Tapi pagi-pagi… banget! bilang kalau urusan kantor yang mendadak dak dak dak!” kata Noni lagi seraya meyakinkan. Untuk sementara ide Noni boleh juga. Ra nyengir. “Hehehe… ya ya ya. Lu pintar juga kadang. Jadi mereka gak punya kesempatan ya? ok deh kalau gitu makasih ya. Capek dikit gak apa-apa daripada gue capek batin selamanya dengan nikah sama sapa tuh??” ledek Ra. “Pik pik pik gitu namanya, sapa ya? gue juga lupa!” Mereka berdua tertawa berderai. Akhirnya ide cemerlang ini datang juga didetik-detik terakhir. Semangat empat lima Ra berkobar. *** Bau harum bunga kenanga terbawa angin. Wanginya yang merupakan khas stasiun ini menyeruak hingga mungkin tercium oleh semua orang. Ra jadi kangen dengan keluarganya. Sebenarnya kalau bukan karena masalah perjodohan ini, Ra ingin sekali tinggal lama di tempat kelahirannya sambil memanfaatkan hari libur panjang. Stasiun sangat sibuk. Padat dengan orang-orang yang juga mudik. Tas-tas besar, tukang dagang, dan semua orang dari segala usia ada semua. Ra berdiri sebentar di ujung peron memandangi kereta yang baru saja ia naiki selama kurang lebih dua belas jam. Kerinduan sekaligus kesedihannya campur baur. Fuih! Ia membuang nafas panjang dan mulai melangkah menuju jalan raya. “Euleuh euleuh…. Iye budak tos dongkap… Ical… geura kadie, tempo saha nu datang! Mani geulis pisan… masya Alloh…” umi memeluk Ra dengan erat dengan air mata berlinang-linang. Setelah itu, semua berdatangan dan gantian memeluk Ra. Matanya mencari-cari orang yang tidak dikenal yang mungkin saja bernama Topik. Mereka saling bermaaf-maafan dan tidak sabar mendengar berbagai cerita menarik dari Ra selama di ibukota. Karena bagi mereka, kota Jakarta yang wah dan belum mereka datangi itu penuh dengan hal-hal menarik. “To… pik?” tanya Ra terbata-bata. “Owh… eta mah gampil neng. Teu keudah ayeuna, pan manehna oge nembe dongkap ti  Jayapura” “Hah!!! Jayapura!!” mata Ra melotot sambil histeris. Hampir saja ia loncat. Lengkap sudah penderitaannya. Sosok bayangan itu muncul lagi. Oh no! rasanya ia tidak harus menunggu besok untuk pulang ke Jakarta. Nanti malam pun jadi. *** Mata Ra menyapu ruangan demi ruangan. Poto-poto di dinding dan dapur umi yang masih beralaskan tanah. Tiba-tiba Ra jadi sedih karena usia pelampiasan rindu ini hanya berumur beberapa jam. Ia tersenyum saat mendapati ketupat yang digantung di bambu-bambu. Ditambah suara beduk yang bertalu-talu tiada henti. Maklum, kebetulan masjidnya pas sebelah rumah. Ra melirik jam lagi. Cepat sekali rasanya. Satu ide sudah bersemayam diotaknya sejak Noni sahabatnya itu memberi tau dengan antusias. Disamping menasehati agar silaturahmi tetap terjalin, sahabatnya itu menyuruhnya juga untuk berbohong. Ra berdecak kagum. Dari lantai dua rumah itu, ia bisa melihat pemandangan indah. Sawah-sawah yang terhampar luas, pohon-pohon besar dan lebat, dan sungai kecil yang mengalir disisi jalan. Semua itu tampak serasi dan tidak bisa ia dapatkan di Jakarta. “Andai saja… “ Ra termenung lagi. Mudik tahun ini benar-benar mudik paling beda dari tahun sebelumnya. “Ah… sudah-sudah!” Ra menggerutu kesal. Ia sadar bahwa semua yang dilihat, dirasa dan membuatnya terlena harus diusir segera karena ia harus fokus pada tujuan semula. Ra menuruni anak tangga dengan lemas. Dibawah ada Ical yang sedang membereskan ruang tamu. “Eh, Cal. Kenapa dibereskan? Biarkan saja!” kata Ra. “Eh, si teteh. Pan aya nu rek datang” “Saha?” Kedua alis Ra mengeryit. “Kang Topik. Ceunah mah sore iyeu” jawab Ical tanpa menoleh sedikitpun. Ra terperanjat. Ia tidak menyangka Topik akan datang secepat itu. Berarti kira-kira satu jam lagi. Ia kelimpungan dan segera menghambur kekamar mengambil tas dan sepatu. “Teh, teh kunaon kitu kos kasambet wae…?” Ical menerobos masuk kamar. Khawatir terjadi sesuatu pada kakaknya. “Cal, umi dimana? Teteh harus pulang sekarang. Teteh lupa, tadi ada telepon dari kantor, katanya teteh harus kesana segera… kalau nggak…” Ra berpikir “Hah pokokna gawatlah!” “Teh, pan ayeuna usum lebaran…?!!” “Iya gak tau!!! mana umi??” Ra mulai habis kesabaran hingga hampir terjatuh karena ia melewati satu anak tangga. “Teteh jangan pergi, umi kan teu aya.” “Ya udah salam aja yah! Ini bener-bener penting Cal” ujar Ra. Ia menjadi merasa bersalah. Bisa-bisanya ia berbohong di hari raya seperti ini. Dalam hatinya terus istigfar. Ra melihat Ical dengan tangan menggapai-gapai. Sementara mobil odong-odong yang kap belakangnya terbuka terus berjalan menjauh. Tidak terasa air mata Ra menetes. Tega banget sih gue… katanya dalam hati, apalagi ketika umi menghampiri Ical. Ia hapal benar kalau umi sedang kelimpungan pasti ributnya minta ampun. Masih tampak sama seperti tadi pagi. Suasana di stasiun masih hirup pikuk oleh orang-orang. Ra tergesa-gesa menuju loket dan terpaksa ia harus ikut antrian panjang. Satu lembar tiket tujuan Jakarta yang akan berangkat satu jam lagi membuatnya semakin tidak sabar untuk lepas landas. Sementara menunggu dengan cemas kedatangan kereta api, Ra duduk sambil membaca Koran. Ia tetap hati-hati, takut kalau ternyata orang rumah menyusul.  Maka dari itu terkadang ia menyembunyikan wajahnya dibalik Koran sambil melarak lirik keadaan sekitar. Akhirnya kereta datang juga. Orang-orang berlarian, berusaha untuk mendapatkan tempat duduk. Ra segera bangkit dan melakukan hal yang sama. Secepat kilat ia meraih tas dan memakai sepatu yang sedari tadi dilepasnya. Ra berlari diatas lantai keramik. Menembus lalu lalang orang yang tidak sedikit melontarkan kekesalannya. Sret sret, rem kakinya spontan menahan gerakan karena Ra harus belok kesepanjang peron yang lebih padat orang. Beberapa  cowo juga berlari dibelakangnya. Ra sadar dan segera mengamankan tas dalam pelukannya. Gubrakkk ! Ra terjatuh sesaat setelah tatapannya berpaling kearah lain. Satu buah mini gerobak terjungkal ke rel, untung tidak berikut si pedagang. Sementara Ra tersungkur diantara orang-orang dan barang dagangan. Ra meringis kesakitan. Ia merasa bahwa kejadian ini adalah akibat berbohong pada umi dan Ical. Ya Allah kok gini amat sih…? keluhnya. Salah satu lutut Ra berdarah sementara tangan kirinya penuh dengan luka baret. Belum lagi makian orang-orang dan tukang dagang yang di tabraknya. Kata Tukang dagang yang ditabrak : “Mbak kalau lari yang bener dong! Liat tuh dagangan saya ancur semua” Ibu-ibu tukang pecel juga komentar : “Iya teh, kalau jalanannya segede badak, mau guling-gulingan juga gak apa-apa!” Ra terus berurai air mata. Ada sedih, sesal, malu dan perih yang tidak alang kepalang. Mudik tahun ini memang benar-benar meriah. Yah, meriah dengan masalah. Ia berusaha bangun untuk membantu si mamang tukang dagang yang gerobaknya ambruk ke rel. tapi dengan cekatan seorang cowo datang dan lebih dulu menolong. Fuih… untung saja. Katanya dalam hati sambil meniup-niup luka baretnya. “Mba gak apa-apa?” tanya cowo itu. Dahinya berkeringat dengan nafas tersengal. Sedikit kikuk, Ra menjawab. Wajah sendu dan berkacamata itu memiliki tubuh yang tegak dan jangkung. Tangannya terulur. Dan segera setelah Ra berhasil bangun seseorang berteriak dari arah belakang. “Pik… pik…!” Ra menoleh. Ia jadi ingat si Topik. “Nama kamu Topik?” tanyanya dengan dahi berkerut. Tapi cowo itu menggeleng. “Bukan, saya Taufik. Taufik Rahman” jawabnya sambil tersenyum. Orang yang berteriak tadi segera menghampiri dan memberondong mereka berdua dengan kalimatnya. “Heuhhh… kamu teh larina gancang pisan! Udah tau badan saya kos gentong cai, “ mulutnya ternganga ketika melihat Ra. “Eh eh, ari ini si teteh Ra. Geuning ketemu juga dari tadi saya sama si topik cari-cari, takut karetana kaburu lumpat!” Ra dan Taufik saling bertemu pandang. “Jadi?!” kata mereka berdua serempak. Dalam hati Ra yang dari tadi mengagumi sikap Taufik itu segera berbunga-bunga. Haduh… kalau begini sih mau dong dijodohin… desis Ra dalam hati. "Oh, ini Ra? Jadi pulang ke Jakarta? Kok mudiknya cuma sebentar?” tanya Taufik. Mata Ra masih saja terpaku menatap Taufik yang gantengnya bukan main. Ternyata cowo yang terbentuk dalam bayangannya itu sama sekali berbeda dengan kenyataannya. “Teteh… teteh… “ teriak Ical, menoleh lagi kebelakang dan mendapati Ical dan umi terengah-engah berlari. “Sebegitunyakah??” Ra menangis lagi. Rasa bersalahnya semakin menyeruak ditambah rindu yang sebenarnya belum tumpah semua. Umi memeluk Ra dengan erat kemudian disusul Ical. “Ra, kunaon atuh… ?” Umi menangis. “Mudik ngan sataun sakali mah, wayahna weh. Da gawean mah moal ceurik iyeuh…” Umi mendongak. “Ning si Topik aya didieu?” “Iya mi, tadi Ical suruh kang Topik susul teteh” kata Ical. Wajah umi sumringah, berharap Ra bisa menerima Taufik. Sepertinya ia sudah tau kalau anaknya itu kurang suka dijodohkan. Umi pasrah. Ia menangis sesegukan. Ra memeluk umi untuk yang kedua kali. Taufik tersenyum seraya memberi isyarat agar Ra menggembirakan hati uminya. Sambil mengelus punggung yang kurus, Ra meminta maaf sekali lagi, yah karena kebodohannya acara mudik untuk menjalin silahturahmi ini jadi berantakan. *** Matahari sebentar lagi surut, tapi tidak mengurangi semangat orang-orang untuk tetap hilir mudik. Setiap kali kereta datang maka para penumpang pun buyar, memadati peron-peron. Langkah-langkah kaki yang sibuk mengejar waktu untuk segera bertemu dengan handai tolan melepaskan rindu yang sebentar lagi tumpah ruah. Sementara Ra masih duduk, rasa nyerinya belum hilang. Ia biarkan kereta tujuan Jakarta terakhir hari itu pergi berlalu begitu saja. Karena mudik tahun ini akan menjadi mudik yang paling berkesan dalam hidupnya bersama keluarga dan tentunya seorang calon suami ganteng seperti Taufik. “Non, jangankan mudik ples satu, kalau kaya gini ceritanya mau ples seribu pun gue tantangin deh” ujar Ra dalam hati seraya bersyukur.

02 September 2010

Berpikirlah

Dosa itu emang gak keliatan,  sedahsyat-dahsyatnya neraka juga kalo dibayangin ya, seremnya hanya sebatas jangkauan akal. Tapi siapa yang tau kalau ngerinya itu diluar semua itu? Kalau ngebayangin aja serem gimana benernya? Dosa, kalau terlihat juga mungkin gak ada yang berbuat dosa. Kita hanya perlu meyakini apa yang
tersurat dan tersirat dalam alqur-an dan Hadist.

Howah.. pasti pada nanya, gak sari sarinya si windi posting macem beginian.  So kalau bener ada yang nanya pastilah gue jawab, "gue juga bingung!" hallah! boong ding ini bener. Yah, dikau dikau tau sendiri yang namanya perbuatan dosa itu gak hanya di bulan puasa aje. Yah, gue nulis ini karena kebetulan tadi pagi nemuin satu case kecil, saking kecilnya mereka anggap itu remeh. padahal ya itu dia, sesuatu yang dianggap kecil ternyata adalah sesuatu yang SANGAT BESAR!

Jadi tuw orang kaga puasa... hanya karena katanya gak saur, atau gak sengaja lewat warteg dan bla bla bla... hadeh kenapa sih...? padahal gmn ya, rasanya kan paling gak enak ninggalin kewajiban. Inilah yang namanya gak tanggung jawab n lalai. Untuk itu berpikirlah, berpikirlah!!!! tapi kadang seseorang berpikir dan setelah itu begitu lagi, jadi... mungkin terapi rohaninya harus intens... karena batu akan bolong juga kalo kena tetesan air secara terus menerus (bener gak pepatahnya. lupa lupa inget) *kebanyakan lupanya!

Tony Parson

Hm... inspiratif... penulis internasional yang satu ini... memang punya bahasa cerita yang sederhana. Dengan masalah yang gak terlalu kompleks, tapi Tony Parson menuliskannya dengan cukup baik. Banyak kalimat yang mengandung makna kehidupan yang membuat gue berpikir, "o iya ya!".
Dia berbicara dari satu sisi seorang lelaki yang tampaknya dah berpengalaman, alias udah kenyang makan asem garemnya hidup, dalam bukunya yang udah gue baca kayak One for my baby, man and boy, man and wife. Good, very good! gue sampe cari-cari bukunya ketoko buku manapun, akhirnya beli online. Boleh dibilang, racikan kata-katanya bisa membuat masalah jadi tampil sederhana.

Buku ini berkisah tentang seorang lelaki yang menurut gue, selalu dan selalu mencari cinta dan arti hidup. Sebutlah namanya Harry. Ia menikah diusia 25 dengan seorang gadis jepang. Secara nyata, tokoh ini telah lengkap kebahagiaannya. Dengan memiliki istri yang cantik dan anak yang ganteng, tapi ternyata apa yang dia temui diluar sana? Kehidupan diluar yang memancing dirinya untuk mendapatkan satu makna kehidupan dan lagi, ia mencari cinta, mencobanya dan berakhir pada satu malam dimana ia tidur dengan seorang pelayan cafe. Akhirnya ia dan istrinya bercerai. Mulailah Harry dengan satu kehidupan baru dimana ia berjuang untuk mempertahankan hak asuh atas anaknya, Pat. Pada sesi ini, Harry dan Pat mulai bercerita banyak. Karena hidup berdua tanpa seorang wanita sebagai istri sekaligus ibu ternyata tidaklah mudah, meski semakin lama Harry pun terbiasa dengan kondisi demikian.



Kalau yang ini, sambungan dari buku man and boy. Ceritanya mengulas tentang Harry yang ngejalanin hidup berkeluarga sama istri barunya, Cyd. Hm... jangan dibilang Harry  puas dengan pencarian cintanya, karena disini dia menemukan sosok lain, yang membuat dia berpikir ada lagi kebahagiaan yang belum dia dapat. Akhirnya Eamon,  rekan kerja yang lebih gila lagi bilang bahwa selama Harry mencari maka ia akan temukan yang lain, yang tidak bisa menjadi pembanding dengan yang lain. Maka belajarlah untuk mencintai seseorang secara terus menerus.

Dalam buku ini, Harry juga harus berhadapan dengan beberapa masalah. Juga dimana ia harus berinteraksi dengan anak tirinya, mantan istri, ibunya yang sakit dan anak kandungnya Pat yang tinggal bersama dengan ayah tirinya.

Tapi lagi, Tony Parson tetap mengurai kalimatnya sebijak mungkin. Inilah yang bikin kita merasa, "wah ternyata serumit apapun, kita harus menghadapinya dengan tenang dan sebijak mungkin!"

Kembali dengan tokoh utama seorang pria menuju dewasa, around 30, Tony Parsons bercerita tentang cinta. Hare.. gene.. ngomongin cinta ? Terserah!

Alfi, dalam kondisi gamang karena istrinya belum lama ini meninggal dunia dalam satu kecelakaan waktu mereka diving, membuat hari-hari ke depan yang dilaluinya terasa hampa. Hidup tetap berjalan tanpamu. Tapi apakah semudah itu ?

Inilah yang dikisahkan dengan manis oleh Tony Parsons. Dengan gaya bercerita yang ringan, melantur, kadang ada kejutan, Tony berkisah tentang hari-hari Alfi yang mencoba memulai hubungan baru dengan perempuan-perempuan baru. Kehidupan yang pas-pasan karena profesinya "hanya" seorang guru kursus bahasa Inggris - dan di Inggris pula -, lumayan memberi kesan tersendiri karena menghadirkan sosok orang biasa, orang-orang yang sehari-hari kita temui.

Alfi selalu ragu, selalu membandingkan dengan sosok almarhumah Rose, yang membuatnya selalu tidak bisa menetapkan pilihan. Tapi hidup memang kadang menghadirkan kejutan. Sebuah kejutan yang menghentak, membuat Alfi harus siap menghadapi kenyataan.

Ada hubungannya gituh?!

Gue sendiri bingung ples ngakak. Pasalnya kemarin, ada temen yang sharing cerita memilukan, hehehe mungkin sekaligus membahagiakan.

Waktu kejadiannya malem mungkin saat dia mau beli makanan buka puasa. Tiba-tiba ada ibu-ibu seksi yang (hadeh lupa!) kalau gak salah dia pake tengtop, weks!
pokoknya minimalis abisss!!! dengan size yang katanya sih terbilang besar, size xxxx ?!#$%. Then temen gue itu tiba-tiba juga merasa pusing. Haha, gue gak tau apa dia liatnya kelamaan atau pegimana. Pokoknya pusing dan dia akhirnya pulang dengan ragu, apakah dia bisa bawa motor atawa nggak. Syukurlah dia bisa pulang dengan selamat, akhirnya dia langsung tidur. Keesokan paginya dia dapati banyak banget darah di bantal n bajunya. Eh, dia mimisan bu...

Yang bikin geli itu, adalah apa hubungannya ngeliat 'xxx' sama pusing lalu mimisan??!!! hahhaa dasar... sorry neh Mr. A daku posting ini juga akhirnya. Soalna jemariku memaksa diriku untuk menari-nari diatas keyboard. Puenteun nya.... xexexe