Photo : Dokumen Pribadi |
Mudik tahun ini, saya seolah diberi kejutan oleh kehadiran kuliner
andalan yakni, Bika Bogor Talubi (Talas dan Ubi).
Saat Satu kardus Bika Mini tersisa satu, saya tidak meninggalkan kesempatan itu. Saya cermati baik-baik. Mengira-ngira ingredient dan mencari sebab musabab, mengapa Bika Bogor yang ada didepan saya, memiliki kelembutan yang menggoda.
Saat Satu kardus Bika Mini tersisa satu, saya tidak meninggalkan kesempatan itu. Saya cermati baik-baik. Mengira-ngira ingredient dan mencari sebab musabab, mengapa Bika Bogor yang ada didepan saya, memiliki kelembutan yang menggoda.
Saya memang tak pandai memasak. Tapi setidaknya, dari tangan amatir ini,
sudah tercipta beraneka ragam makanan dengan berbagai jenis rupa dan rasa.
Mulai dari yang kurang matang, gosong, kelembekan, kekerasan atau bahkan hanya
enak dilihat dengan rasa yang wow! alias sama sekali tidak layak makan.
Bayangkan, selama terjun kedapur pencarian masih saja belum berujung.
Melalui Percobaan demi percobaan, kadang sampai malam dan itu semua demi
menghasilkan makanan yang lulus uji. Menjadi makanan yang bukan saja memiliki
rupa cantik, enak tetapi juga memiliki tekstur yang lembut.
Putus asa sih nggak, buktinya percobaan itu menginjak tahun ke 4 hingga
sekarang. Satu tips, ketika tingkat pasrah memuncak saya memilih untuk rehat
dan pergi berburu kuliner. Meningkatkan kepekaan lidah dalam mendeteksi rasa,
berharap bisa menjadi seperti chef di televisi. Sekali coba, tau bumbu dan
bahan, praktek dan berhasil.
Back to laptop.
Saya masih berpikir, tentang dibalik kelembutan sepotong Bika Bogor
ditangan saya. Meski kurang bisa menerawang bagaimana lembutnya bisa terbentuk,
minimal saya bisa mengambil kesimpulan dari penelitian kecil-kecilan.
Pertama, Bika Bogor punya nilai histori tersendiri.
Buat saya, sepotong Bika Bogor adalah sebungkus cerita dimasa lalu. Bika
menjadi kudapan yang selalu ada dipiring sajian setiap kali saya kecil dan
keluarga tiba di Bogor 27 tahun silam. Kalau berwujud manusia, kudapan bika ini
sudah terbilang sepuh.
Kedua, Kelembutannya yang menggoda, sanggup memanjakan lidah siapapun
dari berbagai kalangan usia. Mau bukti? Coba kamu beli, gigit, lalu kunyah pelan-pelan. Rasakan sensasi lembutnya sebelum kamu merelakan si Bika Bogor
melewati tenggorokan. Saking lembutnya, anak saya yang masih balita saja suka
banget, apalagi orang tua yang kekuatan giginya mulai menurun bahkan ompong
sama sekali. Saya yakin 100% kalau ada resep rahasia yang bikin sepotong Bika Bogor ini menjadi begitu lembut dan enak.
Nih yang mau tau dapurnya Bika Bogor
Tekstur yang lembut ini pula yang membuat setiap orang kangen dan ingin
beli lagi dan lagi. Jujur, Ketika kali pertama saya menyantap sepotong Bika
Bogor rasa nangka, saya nggak bisa lupain. Betapa saya nyaman dan menikmati
setiap kunyahan. Empuk dan soft banget. Nggak terasa, lebih dari setengah
kardus Bika Bogor saya santap sendirian.
Ketiga, aroma dan rasa Bika Bogor menggugah selera.
Soal rasa, semua pasti setuju bahwa Bika Bogor adalah terobosan nomor
satu dari kudapan tradisitional Indonesia. Ibarat lagu, aroma dan rasa yang
bervariasi ini adalah aransemen dari bika versi terdahulu. Saya lebih suka
menyebutnya dengan, Modernisasi Bika.
Inovasi rasa dari Bika Bogor ini ada empat yah! rasa ubi madu, talas,
coco pandan dan rasa nangka. Semua harum dan lezat. kalau kata emak saya,
"rasanye nendang banget..."
Keempat, bentuk yang sederhana tapi memikat.
Ini nih yang juga jadi daya tarik dan alasan, mengapa Bika Bogor bisa
jadi panganan the best. Salah satunya adalah dari bentuk dan warna sederhana
tetapi memikat mata.Yang asiknya, Bika Bogor menyediakan bentuk mini yang sudah pasti disukai
anak-anak.
Kelima, Bika Bogor kudapan sehat untuk keluarga
Sebagai emak muda yang memiliki dua balita, tentu saya nggak mau asal
memberi camilan. Mengingat bahwa banyak sekali olahan-olahan yang mengandung pewarna
dan pengawet terlarang.
Ketujuh, harganya terjangkau.
Dengan uang 29.000 kamu sudah bisa bawa pulang Bika Bogor mini isi 10
buah dengan berbagai varian rasa. Sedang untuk Bika berukuran besar, dibandrol
dengan harga 35.000 rupiah. Wah, dijamin kenyang dan pasti beli lagi. Apalagi,
mengingat bahwa bahan dasar Bika Bogor adalah talas dan ubi, maka Bika Bogor juga bisa
menjadi pengusir lapar dikala darurat.
Masih banyak lagi alasan alasan lain kenapa Bika Bogor ini bisa jadi
pilihan kamu. Bukan saja sebagai oleh oleh khas Bogor, Bika Bogor juga cocok
disajikan untuk berbagai event, seperti acara reunian, syukuran khitan,
pernikahan, jamuan dimeja tamu atau bekal perjalanan.
Nah, berhubung Bika Bogor akan merayakan hari jadi, saya mau ngucapin SELAMAT
ULANG TAHUN. Semoga Bika Bogor bisa terus berinovasi memperkaya khasanah
kuliner Indonesia sampai Go Internasional. Aamiin.
Wajib hukumnya buat saya memperkenalkan Bika Bogor kesemua teman
dimanapun berada. Saya bangga dan berterimakasi sekali, karena pada akhirnya,
makanan tradisional bertahun tahun silam kembali kekehidupan saya dengan
kemasan, rasa dan bentuk lebih modern.
Buat kamu yang udah baca artikel ini, yuk cepet beli Bika Bogor.
Outletnya bisa kamu temuin di Jl. Padjajaran 20 M Bogor, Jl. Sholeh Iskandar No. 18 B Bogor, Jl. Raya Gadog Sebelah Vimala Hills (Puncak-Bogor) dan Centra Oleh Oleh Matahari Cipayung Bogor. Jangan lupa, tulis komentar di sini, tentang
gimana kesan kamu setelah makan Bika Bogor.
Oke, saya harus bersiap-siap menyantap Bika Bogor yang masih tersisa.
Sampai jumpa!
Jadi mupeng... Bolu sering, brownies apalagi. Eh ada bika di Bogor. Sikaaat!
ReplyDeleteiyak ya...enak bu.kmrn gue beli yg ukuran mininya. si emak mah doyang, lahhh dl langganan bika ma uwak sebelah rumah. tp selrang udh pindah... huaaa
ReplyDeletewah jadi pengen tahu bedanya apa sama bika jakarta, tanggung jawab yang udah bikin ngiler, kirimin ya..! sepotong jg gpp ^_^
ReplyDeletebahahaha..... beda nama kali ya,.... kalau beda bika bogor sama bika ambon aye tau pak. bika bogor keknya nggak ada wangi daon jeruk ame serehnye... nah tu aye bikin 1 loyang. tapi gagal. si bika kaga berongga ke bika bogor, kenyal gak keruan n luar nye rada gosyong. ampun dah ah ah ah
DeleteWah kalau ke Bogor pengin coba, pasti lezat banget rasanya ^^
ReplyDeletebukan lezat, tp lembut nan bergizi mas fatoni....
DeleteWah sama pendapat kita, Bika Bogor emang lembut dan lezat.
ReplyDeleteMakanan wajib nih kalau ke bogor....
ReplyDelete