[/caption]
Kajian sabtu ini tgl 26/2/2011 membuat gue berpikir. Alhamdulillah, syukron ya Rab, teguran Mu sangat halus. Merayap dari ujung sarafku, meresap kedalam darahku dan mengendap disini... aku biarkan,... aku biarkan hingga hidayah Mu mengalir, bersikulasi sampai akhir hayat.
Terima kasih untuk penyelenggara kajian, Mas Budi dan Ust . Kodiran Salim yang sangat semangat berjuang, berjihad di jalan Allah, meneladani Rasuluwloh SAW. Semoga rahmat dan hidayah Allah selalu tercurah untukmu…
Kajian kali ini adalah tentang Mengkritisi Tradisi Syirik Nusantara. Bagaimana masyarakat sekarang sudah banyak terkontaminasi oleh tradisi-tradisi berkedok Islam. Yang jika dirunut, bahwa tradisi adalah ajaran nenek moyang, sedang islam adalah agama Allah yang tata cara kehidupannya diatur dalam Al-quran dan sunnah Rasuluwloh bukan dari nenek moyang.
Banyak sekali fenomena-fenomena yang bisa kita lihat. Mulai dari peringatan Maulid yang hakekat dan inti sarinya telah hilang. Kemudian praktek-praktek perdukunan berkedok Islam, juga pengaruh-pengaruh lain yang telah meresap dan mendarah daging dalam tubuh individu umat islam seperti beberapa diantaranya adalah : perkawinan beda agama, mengatakan bahwa arti iman adalah sekedar percaya, pengertian ibadah yang sempit dan penyalah artian syahadat.
Disini diungkap dan dibongkar, yang ternyata telah sampai pada kurikulum pelajaran di Indonesia. Sebagai contoh pengertian iman tadi, yang sekarang diterjemahkan secara bahasa atau etimologi atau terminology adalah percaya, tetapi sebenarnya iman itu adalah taat dan patuh kepada Allah dan rasul bukan sekedar percaya, dan syahadat yang sekarang notabene oleh orang diartikan dengan “Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah”. Lalu, dimana letak pengakuannya jika hanya menjadi saksi?
so? Which one? Coba pkirin deh! Dan masih banyak lagi hal-hal serupa yang telah disimpangkan dan berhasil menyimpangkan pemahaman umat muslim saat ini. Coba lebih teliti lagi! (bersaksi dan mengaku adalah 2 perbuatan yang berbeda arti)
Pada setengah waktu kajian juga dibahas tentang bagaimana belajar al-quran. Ini dibahas karena kondisi yang tersebut diatas adalah salah satu akibat dari minimnya umat muslim yang mau belajar al-quran, atau bahkan belajar tapi gak tau cara belajar al-quran yang sebenernya.
Coba perhatikan hadist berikut
“Barangsiapa membaca satu huruf Kitab Allah, maka dia mendapat pahala satu kebaikan sedangkan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat…”
Dan kalamullah, dalam al-quran, surat Al-ankabut ayat 45 yang berbunyi :
utlu maa uuhiya ilayka mina alkitaabi wa-aqimi alshshalaata inna alshshalaata tanhaa 'ani alfahsyaa-i waalmunkari waladzikru allaahi akbaru waallaahu ya'lamu maa tashna'uuna
Artinya:
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dan An-nahl ayat 44 ;
bialbayyinaati waalzzuburi wa-anzalnaa ilayka aldzdzikra litubayyina lilnnaasi maa nuzzila ilayhim wala'allahum yatafakkaruuna
Artinya:
keterangan-keterangan (mu'jizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan,
Saat ini banyak sekali orang yang berlomba-lomba mengejar pahala dengan membaca Al-quran, tamat sekian kali tanpa mereka tau dan paham tentang isi al-quran. Padahal dalam An-nahl ayat 44 telah jelas diterangkan, bahwa kita tidak hanya membaca ->Iqra (sebatas Khauniyah) tapi juga utlu maa (khauliyah) yakni memahami kemudian mempelajari, menerangkan dan mengerjakan. Oleh sebab al-quran merupakan tuntunan hidup bukan hanya sekedar bacaan. Mungkin inilah satu akibat dari kontaminasi pemahaman dimana umat muslim sekarang lebih banyak mengutamakan hadist sebagai argumentasi pertama dari pada al-quran. Dan untuk realisasi perilaku yang dicontohkan dalam al-quran sendiri pun sirna entah kemana. Bisa dilihat, sebagai contoh di Indonesia yang rakyatnya dominan beragama islam tapi perilakunya masih jauh dari ajaran islam itu sendiri seperti korupsi alias pencurian, kemaksiatan, pembunuhan dan sebagainya.
Demikian kawan, begitu mirisnya kondisi umat islam sekarang, dan kembali ke diri ini yang secara tidak sadar telah ikut terbawa arus, Astagfirullahal’azim… Semoga kita tergolong kedalam hamba-hamba Allah yang diberi petunjuk.
Sebelum dan sesudahnya thanks udah mampir dan baca ini. Mohon koreksi, saran dan pendapatnya terhadap postingan ini, mohon maaf jika ada kesalahan. Syukron…
Subhanallah.....
ReplyDeleteTulisan Windi kali ini sungguh menularkan virus keimanan pada hati qu..
apa yang Windi sampaikan adalah gambaran jelas dari masyarakat muslim sekarang....
Semoga kita masuk dalam golongan yang sedikit..
yaitu golongan orang-orang yang sabar dalam keimanan....Amiin.
ya gitulah kondisinya, karena kebudayaan-kebudayaan nenek moyang yg mendarah daging, modernisasi yg melanda sehingga membuat orang terlena dan semakin enggan untuk belajar... yang dengan itu menciptakan peluang untuk mereka yang hendak menggelincirkan umat islam sekarang ini. sangat disayangkan ya, apalagi melihat dan memperhatikan potensi-potensi dari generasi-generasi baru sekarang. tugas kita juga untuk saling memberi tau dalam kebaikan wan.moga tetep istiqomah! thanks for visiting.
ReplyDeleteSubahanallah,bagus banget kajiannya afwan ane mau tambahin buat akhwat atau muslimat bila membaca alqur'an tolong ditadaburi ayat ini “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59), Dalam berpakaian, bukan hanya memakai jilbab. Tapi juga menghindari pakaian yang tipis atau ketat yang memamerkan bentuk tubuh jadi yang sesuai adalah memakai pakain yang longgar dan jilbabnya minimal menutupi dada.Rasululloh SAW bersabda: “Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya: Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim) Wallahualam
ReplyDeleteterimakasih bang ronai atas kunjungan dan tausiyahnya... semoga bermanfaat. amin
ReplyDelete