//Recent Comments Settings var numComments = 5; var characters = 60;

05 July 2012

LOWBART Part 8


 ACER  Episode 1
Lowbart part 7 klik disini

Aku masih duduk diatas salah satu dari tiga kursi kayu berukiran klasik dengan satu meja ditengahnya. Dihadapanku, kira-kira satu setengah meter, terdapat iringan music dari band local yang menyuguhkan tembang-tembang bernuansa pop-jazz atau lebih tepatnya lagu yang mereka mainkan terkesan mellow. Baiklah, tidak masalah selagi aku menikmati secangkir mocacinno yang tersuguh sekitar sepuluh menit yang lalu dari sang pelayan yang ramah nan ganteng, aku jadi teringat percakapanku bersama Rain saat kami masih duduk dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Kala itu aku berkata pada Rain,
“aku punya RAHASIA tentang satu hal,  hanya aku dan Sang Kholik yang tahu.” Rain hanya mengkerutkan kening dan  sepertinya sedang berpikir keras akan hal itu, aku sendiri masih keukeuh dengan pendirianku untuk tidak memberitahunya  tentang rahasia itu.
Aku bilang “ kalau sudah tiba waktunya, pasti akan ku beri tahu. Sabar ya.” Senyum ku pun mengembang puas.
Kemarin, dua email singkat sudah terkirim kepada Rain dengan apa adanya tentang segala hal. Tentang  satu rasa yang tersimpan dengan rapih dan apik. Tentang  kejujuran yang terjebak dalam satu sisi hati. Tentang Rahasia yang terkunci dengan kode-kode cukup rumit ketika seseorang ingin mengorek, membuka atau sekedar mencuri pandang.
Angin sepoi-sepoi membelaiku dengan lembut, tanpa sadar kopiku sudah habis tak bersisa. Lima belas menit kemudian pesanan jus belimbingku  tersaji dengan khidmat. Kusedot dengan lembut, merasakan setiap bulirnya merayap dari mulut kekerongkongan , tentu saja dinginnya terasa  setibanya dilambungku. Bicara soal dingin, cuaca hari ini cukup sejuk mendekati dingin. Benar , ini sudah memasuki bulan yang berakhiran –ber  yang artinya musim penghujan sudah merajalela disegala penjuru bumi pertiwi di Indonesia. Sekarang bulan September, genap sudah setahun berlalu, sepeninggalan Bak Wan dan kejutan dari Rain yang tiba-tiba datang dengan alasan “ memberi kejutan” kepadaku.
Jujur saja, aku takjub dengan semua hal yang terjadi dalam hidupku terutama dengan perubahan Rain. Betul sekali, Rain yang berawal dari Pria tulen – Waria alias banci – Pria tulen, membuatku antara sadar dan tak sadar. Namun itulah hidup, Ketika Allah berkehendak yang tidak mungkin menjadi mungkin. Sesuatu hal yang dianggap mustahil menjadi Real . tetapi, aku tidak berlama-lama di Samarinda, ketika Rain kembali ke Paris sebulan setelahnya, enam bulan kemudian aku pun pergi kesuatu tempat, mencoba peruntungan di tempat lain, mencoba focus untuk berkarir. Tanpa sepengetahuan Rain dan dengan tekad sebulat bulan purnama, aku pun melancong kekota lain.
Disini, dikota hujan ini, aku pun tinggal disebuah rumah besar dalam satu komplek perum. Aku nge-kost khusus untuk putri, satu kamar berukuran sedang dan sangat pas seperti yang aku mau. Semalam hujan mengguyur kota ini dengan sangat deras dan tanpa henti. Semalam pula aku membuat rangkaian kata khusus untuk Rain, isinya kira- kira seperti ini ;
Email pertama :
“ ketika kau membaca pesan ini, aku sudah tidak di Samarinda lagi. Aku disuatu tempat di luar pulau Kalimantan tapi masih di Indonesia. Jika ingin menemuiku carilah  di tempat yang mendapat julukan sesuai dengan namamu “ Rain”, aku tidak melarikan diri. Masih terus bersamamu. Masih selalu mengawasimu,  melalui tangan- tangan dan mata gaib. Masih mendoakan mu disetiap sujudku. Sang Kholik akan selalu menjaga, membimbing dan menuntunmu untuk selalu berada di jalan-Nya … Allah with you.”
Email kedua ;
“… sebuah lonceng bukanlah lonceng sampai engkau membunyikannya, sebuah lagu bukanlah lagu sampai engkau menyanyikannya, dan cinta yang ada didalam hatimu tidak diletakkan disana untuk didiamkan saja, cinta bukanlah cinta sampai engkau menberikannya … cinta itu tetaplah karena-Nya. Semoga kau mengerti, inilah Rahasia yang kusimpan dan semua ini terkirim untukmu.”
Email kedua ku cuplik dari salah satu buku karangan Dr. Ibrahim Elfiky, itu bukanlah puisi melainkan sebuah lagu yang sudah di translate ke dalam bahasa Indonesia. Masih di tempat  yang di beri nama “ Taman Tenda Kehidupan”,  artinya taman yang menyediakan makan, minum dan live music local. Handphone ku bergetar, ketika aku melihat nama sang penelpon “Rain”, mendadak pula handphone ku pun Low Batt.
“ hmmm… bagus!!!” pikir ku antara kesal dan senang.
Sekian…
Penulis : nama asli c erni, tapi di FBT dipanggil SULIs, pemberian nama dari Miss Windi, trima kasih. Tidak banyak yang dilakukan selain sedang Membenahi hati dan pikiran. Membenahi diri. Dan menata hidup menjadi lebih baik untuk masa depan yang lebih baik dunia- akhirat. Doakan ya, semoga berjalan lancer dan sukses. Trim… ^,^



1 comment:

  1. Ernie... sudut pandangnya kok tiba2 berubah jadi sudut pandang pertama??? piye iki.... jadi bingung bacanyo... ^^

    ReplyDelete