I am one wing and you are equally the other
Dari pengarang novel-novel bestseller, Seri Indiana Chronicle dan The (Un)Reality Show
Cerita ini dimulai tujuh ribu tahun yang lalu.
Ketika manusia mendongak ke langit dan menatap bintang gemintang.
Terpesona.
Lalu bertanya, "Apakah hidup? Apakah cinta?"
Ketika manusia mendongak ke langit dan menatap bintang gemintang.
Terpesona.
Lalu bertanya, "Apakah hidup? Apakah cinta?"
Tujuh ribu tahun yang lalu, di lembah subur Mesopotamia, manusia mencapai peradabannya yang pertama.
Mereka membangun kota, menciptakan kepercayaan dan agama,
menemukan tulisan, membangun irigasi, menggunakan roda,
dan mendongengkan mitos pada setiap keturunan anak manusia.
Mereka membangun kota, menciptakan kepercayaan dan agama,
menemukan tulisan, membangun irigasi, menggunakan roda,
dan mendongengkan mitos pada setiap keturunan anak manusia.
Tujuh ribu tahun yang lalu,
bangsa Mesopotamia Kuno bercerita tentang delapan monster, seorang pendeta lelaki, dan dewa-dewi,
yang karena satu dan lain hal harus menentukan jalan hidupnya dan menggenapi nasibnya.
bangsa Mesopotamia Kuno bercerita tentang delapan monster, seorang pendeta lelaki, dan dewa-dewi,
yang karena satu dan lain hal harus menentukan jalan hidupnya dan menggenapi nasibnya.
Cerita ini bukan mitos.
Bukan juga dongeng, fantasi, atau sekadar obrolan minum kopi.
Cerita ini adalah cerita abadi sepanjang zaman.
Sebuah epos tentang perjuangan, cinta, dan keyakinan,
yang telah hidup lebih dari tujuh ribu tahun.
Bukan juga dongeng, fantasi, atau sekadar obrolan minum kopi.
Cerita ini adalah cerita abadi sepanjang zaman.
Sebuah epos tentang perjuangan, cinta, dan keyakinan,
yang telah hidup lebih dari tujuh ribu tahun.
Dari Mesopotamia, tahun 5000 Sebelum Masehi.
Sampai Jakarta, tahun 2000 Sesudah Masehi.
Sampai Jakarta, tahun 2000 Sesudah Masehi.
Sumber ringkasan cerita : http://clara-ng.blogdrive.com/archive/24.html
Buku ini memiliki awal yang bagus. Dimulai dari Prolognya, jadi alur mundur gitu. Kalau menurut gue serasa ada di film-filmnya silat macem uler putih dikombinasiin sama film-film kartun berbau magic, banyak kilau cahaya dan bertaburan bintang gitu. whoaa... jadi waktu baca ini, gue bener-bener nikmatin momen-momennya. Baca separagraf, menghayal, baca separagraf, menghayal, hehehe... tapi tetep bikin kepingin baca kalimat berikut.
Oya, dalam buku ini juga sarat makna. Tentang gimana sih sebenernya kita itu harus mengartikan cinta, tolong-menolong, persahabatan dan pengendalian diri. Hm... tampaknya gue perlu banyak belajar dari Celia dan Thomas. Apalagi pas detik detik terakhir! Clara Ng mengemas sejarah cerita ini dengan sangat manis... hebat hebat!
0 comments:
Post a Comment