Awal
abad ini memang tidak secanggih tahun-tahun yang lalu. Tapi minimal, setelah
kasus
penolakan kartu chip otomatis pengganti kartu identitas manual, pemerintah
sudah berhasil mensosialisasikan banyak sekali gadget-gadget otomatis yang diterapkan dalam berbagai alat seperti
transportasi dan komunikasi.
Pada awal musim ini pun,
boleh dibilang sebagai awal kesempatan untuk segala jenis tanaman bersemi dan
orang-orang mulai tergerak untuk
berangkat keluar rumah jalan kaki, meninggalkan musim dingin yang memang sejak dulu telah dinisbatkan sebagai musim hujan bagi Bogor city.
berangkat keluar rumah jalan kaki, meninggalkan musim dingin yang memang sejak dulu telah dinisbatkan sebagai musim hujan bagi Bogor city.
Dolyna. Perempuan
tinting yang telah melewati usia remaja dengan indah dan menakjubkan itu,
tergopoh-gopoh membawa tiga tas besarnya. Yang satu dipunggung, dan sisanya
dijinjing. Orang mungkin akan mengira bahwa Dolyna baru pulang dari pasar
dengan barang bawaannya yang banyak. Padahal, itu adalah sebuah ciri khas,
untuk para bekamer. Umumnya, mereka membawa dua tas, tapi ekstra untuk gadis manis
yang satu ini. Sebuah box plastik bening merk kenamaan yang telah diisi dengan
menu-menu menarik dan menyehatkan.
“I never want to buy
anything on the road!” katanya suatu hari ketika ditanya. Ia akan makan siang
dan membelinya dijalan. Dengan suaranya yang tegas nan lantang, ia mengatakan
itu seraya menjebik dan mengibaskan tangan.
Doly, begitu nama
panggilannya, memang sangat idealis dan pemerhati kesehatan terutama untuk tubuhnya
sendiri. Meski makan teratur dan suka fitnes, tapi tubuhnya tetap gempal dan
sehat, ditambah asupan herbal yang rutin setiap hari, meski kadang nafasnya terdengar
berat.
Jilbabnya
berkibar-kibar tertiup angin. Nafasnya terengah dengan bulir-bulir keringat
didahi. Baginya, bulir-bulir keringat itu adalah sebuah kebanggaan dari
perjalanan sepanjang satu setengah kilometer yang ditempuhnya dengan jalan
kaki.
Seett.. sebuah mobil matic
berhenti nyaris tanpa suara disampingnya. Mobil itu adalah mobil yang telah
beredar setahun yang lalu dan semakin canggih pada awal tahun diabad ini.
Lagi-lagi kacanya terbuka tanpa suara sedikitpun diikuti sebuah kepala yang
menyembul dari dalam.
“Assalamu’alaikum. Hey
Doly! Masih demo jalan atau sudah nyerah nih?”
Kyuti nyengir. Giginya
yang putih bak lobak itu mengeluarkan aroma segar. Konon kabarnya, formula yang
diolah seorang ukhti cantik dan pendiam bernama Oktarina sudah lewat uji klinis
dan berhasil dipatenkan. Dan untuk itu, Kyuti pun selalu mengupdate produk-produk terbaru dari ilmuwati itu.
“Oh, no no thanks! Seribu langkah lebih baik
menuju markas daripada enam puluh detik aku berada dalam mobil maticmu tapi tak
satu keringat pun keluar.
Kyuti dan mobil
maticnya masih mengekor Dolyna yang keras kepala. Padahal nafasnya terdengar
semakin berat.
“Come on Doly...” rayu Kyuti lagi. “Time is money...!” ia
menunjuk jam tangannya. Tapi Dolyna
tetap fokus pada langkahnya dan tak bergeming. Kyuti tidak habis akal, ia
segera menstel sebuah lagu dari cyber theatre
yang tayangannya tersaji disekeliling rangka mobil bagian dalam. Merasa
mengenal suara itu, Dolyna berteriak histeris dan kedua jinjingannya jatuh,
salah satu isinya menggelinding jauh.
“Haydooo..!! what kind of music player is this? Owh
great!! Let me in, please...”
Dolyna segera memungut
barang-barang bawaannya dan masuk tanpa basa-basi lagi. Sekejap mata, mobil
matic itu menjadi teater dengan volume besar. Rupanya, tak sulit membujuk
Dolyna yang idealis dan sudah terkena virus Hydonis
ini.
Segera, setelah satu
tancapan gas, mobil matic melaju cepat tanpa suara deru mesin. Membawa dua
gadis itu menuju menara BAZ, ditemani Hydo yang dengan suara merdunya
menghipnotis sang penggemar lewat cyber
theathre.( Bersambung...)
Part 2
Part 2
0 comments:
Post a Comment