//Recent Comments Settings var numComments = 5; var characters = 60;

03 October 2015

Blibur Asyik dan Berkesan

Hidup ini perlu dinikmati. Sobat boleh kerja tiap hari, pergi pagi pulang malam. Bahkan waktu di saat weekend juga sobat pakai buat kerja? Sah-sah aja, akan tetapi...  apa seluruh hidup kita Cuma mau dihabisin buat kerja? Jawabannya pasti nggak kan? Kalau kata pepatah “hidup ini harus seimbang”. Seimbang secara jasmani dan secara rohani. Coba luangin waktu buat blibur, dimana dengan blibur pikiran kita akan kembali fresh dan tentu berpengaruh baik untuk menjalani aktifitas-aktifitas kedepan. Bisa jadi sobat bisa nemuin ide-ide cemerlang  yang bisa dibawa ke lingkungan kerja. Jadi, blibur bukan cuma sekedar hiburan, tetapi  bisa jadi merupakan kebutuhan hidup semua orang. 



Nah, kali ini gue mau cerita soal liburan gue bareng keluarga awal Agustus lalu. Mumpung mereka lagi silaturahmi ke Solo, jadi sekalian deh kita jalan-jalan ke beberapa tempat di Jawa Tengah.
Mulai dari perbekalan seperti nasi dan lauk pauk, air, minyak kayu putih, antimo,  kamera slr kesayangan, sampai plastik, buat siapa aja dari kita yang kena mabuk kendaraan alias muntah. Semua masuk kedalam bagasi mobil. Tentu masing-masing membawa gadget pribadi dan tongsis untuk berselfie ria. Sayang dong , kalau momen-momen yang  gak sekali setahun ini terlewatkan.
 
Mission X nya datang dari Icha, keponakan gue yang masih duduk di kelas satu SMP dan antusias banget ngunjungin Malioboro. Yaitu, dapetin photo bareng bule sebanyak-banyaknya. Hm... ide menarik, siapa takut?! Akhirnya sebelum berangkat, semua yang berangkat dibagi jadi 3 kelompok. Kecuali emak gue dan supir yang angkat tangan. Ogah ikutan. 

Kelompok 1 : Icha sama emaknya,  Lia. Kelompok 2 : Gue dan si bungsu Vivi. Kelompok 3 : Abinya Kaisya sendirian. Om yang satu ini memang pede, meski sendirian tapi yakin banget bakal dapet photo banyak. Berbekal bahasa Inggris yang pas-pasan.

Hari itu, Kita berangkat pukul 10 pagi. Dari Boyolali menuju Candi Plaosan yang berlokasi di Klaten. Panasnya suhu udara diperjalanan nggak nyurutin semangat dan kegembiraan semua.  Pemandangan hirup pikuknya kota klaten dan sekitarnya pun banyak menambah keingintahuan keluarga yang udah jauh-jauh datang dari Bogor.  Apalagi waktu kita ngelewati beberapa kampus, bandara udara, pusat oleh-oleh dan tempat-tempat mengesankan lain. Bagi yang punya gadget dan terkoneksi internet, bukan hanya sibuk update status di media sosial sambil narsis didalam mobil. Kita juga mencari beberapa artikel seputar Candi Plaosan.

Sambil menikmati perjalanan menuju lokasi, Vivi membacakan informasi yang disediakan google tentang Candi Plaosan. Kita semua Cuma nyimak sambil ngemil dan sesekali bersenda gurau. Greget juga sih, kepengen cepet sampe lokasi dan menikmati kekayaan budaya yang satu itu.

Ternyata benar. Baru memasuki kawasan candi aja semua mata udah tertuju kesegala arah. letihnya perjalanan selama dua jam itu terbayar sudah saat kita semua turun dan mendapati bangunan Candi Plaosan yang berdiri tegak menantang matahari. Woww, panas! Gue mengernyitkan dahi dan segera mengambil payung dari bagasi. 

Di dekat pintu gerbang berdiri satu papan informasi. Disana juga tertulis informasi tentang Candi Plaosan dan beberapa peringatan bagi pengunjung. 

Dari informasi di google  Candi Plaosan yang terletak di  Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten itu terbagi menjadi dua. Yakni kompleks Candi Plaosan Lor (lor dalam bahasa Jawa berarti utara) dan kompleks Candi Plaosan Kidul (kidul dalam bahasa Jawa berarti selatan).
Kami pun segera masuk setelah membayar  tiket sebesar 26.000 rupiah buat satu rombongan. Dari sekian banyak pengunjung yang datang, ada juga yang datang dari mancanegara. Seperti hal nya kita, mereka juga antusias dan sesekali mengambil gambar objek wisata  sebagai kenangan dan dokumentasi.  Gue yakin semua inget Mission X yang udah direncanain. Dari gelagat mereka yang udah mulai ngedeketin dari belakang. Tapi masih pada takut dan malu-malu untuk minta selfie bareng.

Mulai dari pintu gerbang tadi, tumpukan bongkahan-bongkahan batu ditata sedemikian rupa. Konon kabarnya, bongkahan batu ini adalah reruntuhan candi akibat gempa beberapa tahun yang lalu.

Kalau kita masuk lebih dalam, kita bakal dapetin Candi Utama yang dikelilingi oleh susunan batu berbentuk pagar. Ini juga masih dalam tahap perbaikan. Pekarangan yang dikelilingi pagar itu tampak asri dan sedap dipandang. Gue salut dengan kebersihannya, apalagi di beberapa titik terdapat tong-tong sampah. 

Mulailah kita beraksi. Angkat tongsis dan cekrek cekrek! gambar-gambar pun mulai memenuhi memori handphone.  Panas terik pun nggak jadi masalah, yang penting eksis dan bisa langsung mejeng di facebook. 


Sampai menjelang zuhur kita semua lanjutin perjalanan menuju Malioboro. Tapi sebelum itu mampir ke Candi Prambanan untuk makan siang, sholat zuhur dan seperti biasa. Numpang Narsis. Hehehe... Meski gak masuk kedalam candi, kita sudah cukup puas melihat Candi Prambanan dari luar. Gambarnya sudah bisa tertangkap jelas.  Sebagai catatan, kalau sampai saat itu belum ada juga yang berani ambil photo bareng bule. Padahal sejak tadi udah banyak tuh yang seliweran sana sini.

Nah ini dia yang ditunggu-tunggu, Malioboro. Sayangnya kita semua kesorean. Jadi, rencana masuk Keraton Yogja gagal total. Oleh sebab, Keraton tutup pukul empat sore. Hasrat ngeborong batik di Bringharjo juga sirna sudah. Melihat gerbangnya yang sudah di gembok, dijaga satpam setempat. Fuih...



Disini kita berpencar, tampaknya mission x bakal dimulai dari sini. Sambil mencari bule yang keliatannya friendly, kita disuguhkan berbagai hiburan. Mereka melakukan berbagai atraksi. Ada juga yang menggunakan kostum-kostum mulai dari model prajurit penjaga keraton sampai kostum pocong yang mengerikan.

Sore hari, memang pilihan yang tepat untuk berjalan-jalan sepanjang Malioboro ini. Sama halnya dengan Klaten, Yogya juga memiliki suhu panas disiang hari. 

Sampai lewat waktu magrib. Di perempatan jalan yang terdapat patung gajah semua berkumpul. Hampir semua baterai handphone low. Kami tidak bisa berkomunikasi satu sama lain. Gue pikir, mission x nya nggak jadi, apalagi tampang mereka semua sudah lusuh.  Sementara gue dan Vivi cuma dapat satu gambar aja, nggak lebih.  

Kerlap kerlip lampu jalanan ikut memeriahkan suasana malam itu. Dari jauh, Teteh Lia dan Icha tampak masih gembira dengan tas-tas belanjaan ditangan.  Mereka juga masih semangat untuk photo-photo bareng prajurit keraton. 

Malam semakin pekat. Lampu sen kendaraan yang menari-nari masih sibuk memadati jalanan. Kami pun memutuskan untuk pulang ke rumah. Lelah yang terbayar membuat mata sulit terlelap dalam perjalanan pulang. Dan tidak beberapa saat kemudian, semua tawa  meledak. Dialah si pemenang mission x. Pemilik power bank, dengan tahi lalat disudut hidungnya...

Blibur kali ini, memang sangat mengesankan!











2 comments: