Hidup ini perlu dinikmati. Sobat boleh kerja tiap hari,
pergi pagi pulang malam. Bahkan waktu di saat weekend juga sobat pakai buat
kerja? Sah-sah aja, akan tetapi... apa seluruh
hidup kita Cuma mau dihabisin buat kerja? Jawabannya pasti nggak kan? Kalau
kata pepatah “hidup ini harus seimbang”. Seimbang secara jasmani dan secara
rohani. Coba luangin waktu buat blibur, dimana dengan blibur pikiran kita akan
kembali fresh dan tentu berpengaruh baik untuk menjalani aktifitas-aktifitas
kedepan. Bisa jadi sobat bisa nemuin ide-ide cemerlang yang bisa dibawa ke lingkungan kerja. Jadi,
blibur bukan cuma sekedar hiburan, tetapi
bisa jadi merupakan kebutuhan hidup semua orang.
Nah, kali ini gue mau cerita soal liburan gue bareng
keluarga awal Agustus lalu. Mumpung mereka lagi silaturahmi ke Solo, jadi
sekalian deh kita jalan-jalan ke beberapa tempat di Jawa Tengah.
Mulai dari perbekalan seperti nasi dan lauk pauk, air,
minyak kayu putih, antimo, kamera slr
kesayangan, sampai plastik, buat siapa aja dari kita yang kena mabuk kendaraan
alias muntah. Semua masuk kedalam bagasi mobil. Tentu masing-masing membawa
gadget pribadi dan tongsis untuk berselfie ria. Sayang dong , kalau momen-momen
yang gak sekali setahun ini terlewatkan.
Mission X nya datang dari Icha, keponakan gue yang masih
duduk di kelas satu SMP dan antusias banget ngunjungin Malioboro. Yaitu,
dapetin photo bareng bule sebanyak-banyaknya. Hm... ide menarik, siapa takut?!
Akhirnya sebelum berangkat, semua yang berangkat dibagi jadi 3 kelompok.
Kecuali emak gue dan supir yang angkat tangan. Ogah ikutan.
Kelompok 1 : Icha sama emaknya, Lia. Kelompok 2 : Gue dan si bungsu Vivi.
Kelompok 3 : Abinya Kaisya sendirian. Om yang satu ini memang pede, meski
sendirian tapi yakin banget bakal dapet photo banyak. Berbekal bahasa Inggris
yang pas-pasan.
Hari itu, Kita berangkat pukul 10 pagi. Dari Boyolali menuju
Candi Plaosan yang berlokasi di Klaten. Panasnya suhu udara diperjalanan nggak nyurutin
semangat dan kegembiraan semua.
Pemandangan hirup pikuknya kota klaten dan sekitarnya pun banyak
menambah keingintahuan keluarga yang udah jauh-jauh datang dari Bogor. Apalagi waktu kita ngelewati beberapa kampus,
bandara udara, pusat oleh-oleh dan tempat-tempat mengesankan lain. Bagi yang
punya gadget dan terkoneksi internet, bukan hanya sibuk update status di media
sosial sambil narsis didalam mobil. Kita juga mencari beberapa artikel seputar Candi
Plaosan.
Sambil menikmati perjalanan menuju lokasi, Vivi membacakan
informasi yang disediakan google tentang Candi Plaosan. Kita semua Cuma nyimak
sambil ngemil dan sesekali bersenda gurau. Greget juga sih, kepengen cepet
sampe lokasi dan menikmati kekayaan budaya yang satu itu.
Ternyata benar. Baru memasuki kawasan candi aja semua mata
udah tertuju kesegala arah. letihnya perjalanan selama dua jam itu terbayar
sudah saat kita semua turun dan mendapati bangunan Candi Plaosan yang berdiri
tegak menantang matahari. Woww, panas! Gue mengernyitkan dahi dan segera
mengambil payung dari bagasi.
Di dekat pintu gerbang berdiri satu papan informasi. Disana
juga tertulis informasi tentang Candi Plaosan dan beberapa peringatan bagi
pengunjung.
Dari informasi di google
Candi Plaosan yang terletak di
Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten itu terbagi menjadi
dua. Yakni kompleks Candi Plaosan Lor (lor dalam bahasa Jawa berarti utara) dan
kompleks Candi Plaosan Kidul (kidul dalam bahasa Jawa berarti selatan).
Kami pun segera masuk setelah membayar tiket sebesar 26.000 rupiah buat satu
rombongan. Dari sekian banyak pengunjung yang datang, ada juga yang datang dari
mancanegara. Seperti hal nya kita, mereka juga antusias dan sesekali mengambil
gambar objek wisata sebagai kenangan dan
dokumentasi. Gue yakin semua inget
Mission X yang udah direncanain. Dari gelagat mereka yang udah mulai ngedeketin
dari belakang. Tapi masih pada takut dan malu-malu untuk minta selfie bareng.
Mulai dari pintu gerbang tadi, tumpukan bongkahan-bongkahan
batu ditata sedemikian rupa. Konon kabarnya, bongkahan batu ini adalah
reruntuhan candi akibat gempa beberapa tahun yang lalu.
Kalau kita masuk lebih dalam, kita bakal dapetin Candi Utama
yang dikelilingi oleh susunan batu berbentuk pagar. Ini juga masih dalam tahap
perbaikan. Pekarangan yang dikelilingi pagar itu tampak asri dan sedap
dipandang. Gue salut dengan kebersihannya, apalagi di beberapa titik terdapat
tong-tong sampah.
Mulailah kita beraksi. Angkat tongsis dan cekrek cekrek! gambar-gambar
pun mulai memenuhi memori handphone.
Panas terik pun nggak jadi masalah, yang penting eksis dan bisa langsung
mejeng di facebook.
Sampai menjelang zuhur kita semua lanjutin perjalanan menuju Malioboro. Tapi sebelum itu mampir ke Candi Prambanan untuk makan siang, sholat zuhur dan seperti biasa. Numpang Narsis. Hehehe... Meski gak masuk kedalam candi, kita sudah cukup puas melihat Candi Prambanan dari luar. Gambarnya sudah bisa tertangkap jelas. Sebagai catatan, kalau sampai saat itu belum ada juga yang berani ambil photo bareng bule. Padahal sejak tadi udah banyak tuh yang seliweran sana sini.
Nah ini dia yang ditunggu-tunggu, Malioboro. Sayangnya kita
semua kesorean. Jadi, rencana masuk Keraton Yogja gagal total. Oleh sebab, Keraton
tutup pukul empat sore. Hasrat ngeborong batik di Bringharjo juga sirna sudah. Melihat
gerbangnya yang sudah di gembok, dijaga satpam setempat. Fuih...
Sore hari, memang pilihan yang tepat untuk berjalan-jalan
sepanjang Malioboro ini. Sama halnya dengan Klaten, Yogya juga memiliki suhu
panas disiang hari.
Sampai lewat waktu magrib. Di perempatan jalan yang terdapat
patung gajah semua berkumpul. Hampir semua baterai handphone low. Kami tidak
bisa berkomunikasi satu sama lain. Gue pikir, mission x nya nggak jadi, apalagi
tampang mereka semua sudah lusuh. Sementara
gue dan Vivi cuma dapat satu gambar aja, nggak lebih.
Kerlap kerlip lampu jalanan ikut memeriahkan suasana malam
itu. Dari jauh, Teteh Lia dan Icha tampak masih gembira dengan tas-tas
belanjaan ditangan. Mereka juga masih
semangat untuk photo-photo bareng prajurit keraton.
Malam semakin pekat. Lampu sen kendaraan yang menari-nari
masih sibuk memadati jalanan. Kami pun memutuskan untuk pulang ke rumah. Lelah yang
terbayar membuat mata sulit terlelap dalam perjalanan pulang. Dan tidak
beberapa saat kemudian, semua tawa
meledak. Dialah si pemenang mission x. Pemilik power bank, dengan tahi
lalat disudut hidungnya...
Blibur kali ini, memang sangat mengesankan!
Aihh itu yang sama boysband bikin ngiri 😰
ReplyDeleteahaha...sayangnya gk minta kartu nama si...
ReplyDelete