//Recent Comments Settings var numComments = 5; var characters = 60;

28 August 2016

Pahlawan Cilik itu Bernama Karimah



Saya hanya bisa menatap tempe yang masih setengah matang terendam minyak panas diatas  kompor. Gas ditabung habis.

Hari itu kondisi badan kurang fit. Saya lihat, terik matahari sedang kuat-kuatnya. Sekitar jam 12, kaki rasanya berat melangkah, padahal sebentar lagi jadwal anak-anak makan siang. Sepanjang blok di prerumahan ini tampak lengang. Hanya angin yang sesekali berdesir, mencampur baur debu dan pecahan plesteran jalan. Semua pintu rumah tertutup dan penghuninya merapat.

Karimah menghampiri saya yang masih termenung didekat jendela.

"Mi, kenapa mi?" tanya Karima.

"Gasnya habis mba," jawab saya. Tiba-tiba kedua bola matanya berbinar - binar dan mulai kegirangan.

"Beli pake palili..."  katanya melonjak senang. Palili adalah nama sepeda kesayangannya. Saya melarang, karena suhu diluar panas. Karima merengut sambil mengatakan sesuatu yang membuat hati saya terenyuh. "Umi, dirumah ajjaa aku beli gas... kan, katanya umi capek..."

Saat ini Karimah berusia 3 tahun. Anak aktif yang memulai langkahnya diusia 8 bulan 2 minggu ini, sama seperti kebanyakan anak-anak lain. Berebut mainan dengan adiknya, kadang manja, minta digendong, minta jajan dan lain sebagainya. Hanya saja, Karima sedikit lebih kritis, cerewet dan selalu mau tau. Ramah pada setiap orang pasti, karena ia sering menyapa atau mengajak ngobrol orang yang ditemui.

Akhirnya, siang itu saya tidak tega melihatnya terus merajuk. Setelah mendapat izin, Karimah segera mengeluarkan sepeda roda tiganya dengan ban depan yang sudah pecah. Laju sepeda yang terseok-seok itu tidak menyurutkan semangatnya untuk bisa membeli tabung gas.




Mungkin, ini hal yang sepele. Ketika seorang anak, apalagi masih balita melakukan suatu kebaikan dan hal-hal mencengangkan. Bukan sekali ini, Karimah menjelma menjadi sosok pahlawan cilik masa kini buat saya sebagai ibunya. Beberapa kali membantu membelikan gas, mengawasi adiknya yang masih satu tahun bermain atau sekedar mengingatkan. Karimah juga satu - satunya orang yang menemani saya saat masa-masa pembukaan menuju persalinan selama kurang lebih 2 jam, tanpa rewel, menangis ataupun lelah.

Karimah berselfi beberapa saat setelah Aisyah lahir

"Mi, kalau marah kan dosa yah??" tanya dia dengan polosnya setelah saya meluapkan emosi pada Aisyah karena menumpahkan air. Atau ketika ayahnya asyik menonton siaran bola, "Kalau tipinya nyala terus nanti pajajaknya gede ya mih, yah?? pajajak itu kan kayak aer...kayak listrik... ya kan mih?" (pajajak adalah bahasa Karimah, maksutnya pajak)

Dengan sigap Karimah akan teriak memanggil saya ketika kran menyala terus, ketika adiknya naik keatas meja atau menghambur keluar rumah. Memberhentikan tukang sayur ketika saya berada didapur atau membantu mengambilkan sesuatu yang saya perlukan.

Sejatinya seorang pahlawan adalah mereka yang rela berkorban harta, waktu, tenaga bahkan nyawa demi kepentingan bersama. Pahlawan bisa lahir dan tumbuh dimanapun, termasuk didalam keluarga. Saya yakin, dengan bekal pendidikan yang baik, akan muncul pahlawan - pahlawan masa kini untuk masa depan. Keluarga harus membangun karakter positif.

Saya sendiri berharap Karimah akan menjadi pahlawan yang berguna untuk siapapun kelak dalam bidang apapun. Terimakasi kepada supermal karawaci yang telah memberikan kesempatan, semoga tulisan kecil ini, bisa menginspirasi dan menjadi penyemangat kita semua untuk melahirkan banyak pahlawan.

4 comments:

  1. pengalaman menjadi seorang ibuk memang mengasikan............
    sama seperti saya pengalaman mempunyai anak diusiaku yg ke 33th
    sekarang anakku sdh kls 2 smp sudah gak mau lalu kupeluk, tapi dulu sering makan tidur mandi bersamaku..........

    ReplyDelete
    Replies
    1. asyik banget ya pak, saya belum merasakan bagaimana mereka menolak ciuman dan pelukan saya. pasti ada rasa cemburu juga ketika mereka lbh memilih tmn tmn nya utk bermain. smg anak2 jd pahlawan bagi keluarga, masyarakat dan bangsa

      Delete
  2. waktu sikecil baru berumur setahun, baru bisa berdiri, dia mendekatiku yg sedang bekerja pake lapotop di meja tapi, aku menolaknya dan menyuruh dia jangan mengganggu, dia menangis....
    tapi sekarang dia sdh kelas 4 dia suka gak mau kalo kucium....
    tapi kalo dicium mamanya mau aja dia, mungkin dia sdh bisa membedakan mana cowok mana cewek...............

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwk iya lah pak, rata2 begitu anak. palagi kalau udh milih tmn nya drpd ibunya. jealous...

      Delete