Beda hal dengan Rei,
Oktorina dan Dolly. Mereka bertiga adalah gadis-gadis ‘peluka’. Bidang kesehatan adalah divisinya. Pada hari-hari tertentu mereka selalu
dipersenjatai oleh jarum-jarum yang akan mengeluarkan racun-racun dari dalam
tubuh manusia. Pekerjaan rangkap lainnya adalah sebagai penasehat dalam hal
logistik, yang tentu saja akan selalu berhubungan dengan koki handal di markas,
Mr. Hakim.
Saking pedulinya dengan
kesehatan, setiap makanan yang tersaji dikantin pun akan diseleksi ketiga gadis
tangguh ini. Atau jika tidak maka mereka akan menolak semua menu itu masuk ke
dapur markaz. Bagi mereka, cukup satu meja untuk konsultasi pasien dan tiga
bangsal, lengkap dengan kacamata tiga dimensi yang akan bermanfaat untuk
pasien-pasien yang masih takut dengan jarum dan darah.
Masih tentang menulis,
meja sisi disejajarkan dengan Rini dan Kotochan yang juga gemar menulis. Rini bertugas sebagai bendaharawati. Mengurus
segala hal yang menyangkut keuangan dan pembelian fasilitas yang diperlukan
markaz.
Dalam segala bidang,
mereka dibantu oleh Icha, si gadis pendiam dan pemalu yang sedang menyelesaikan
desain virtual learningnya dalam bahasa Inggris. Ada Al-Zazira yang lebih
banyak membantu ketiga gadis ‘peluka’.
Tiga cowok terakhir selain Mr. Budi dan Mr. Entry
sebagai pengurus adalah Mr. Ivan, Ipin dan Bintang JML. Khusus untuk bidang IT dan pemrograman
Ipin sudah diberi tugas khusus. Konsenterasinya tidak boleh diganggu, hingga
kadang ia lupa waktu, lupa diri bahkan lupa jika di markaz mengadakan pertemuan
penting. Lebih sering tidak hadir saat rapat dan event dengan alasan ini itu,
padahal sibuk membuat robot-robot autis karya besar idenya yang konyol.
Biasanya, Ipin kerap kali hadir lengkap dengan peralatan IT, commu-cyber yakni alat komunikasi yang mampu memhubungkan
dia dengan para pakar IT seluruh dunia secara online dan satu orang ‘belahan
jiwa’ yang tidak pernah ketinggalan, yakni Endrik. Si pemilik senyum manis.
Semuanya terangkum dalam satu paket dan akan selalu ada kemanapun Ipin pergi.
Mr. Ivan yang cukup
pendiam, membantu markaz soal IT kalau Ipin sedang berhalangan. Tapi tugas
utama sebenarnya adalah sebagai promotor buku-buku virtual markaz. Kerjanya
juga jalan-jalan. Hampir mirip dengan Sisi. Bedanya, di dunia virtual sana, ia
akan bertemu dengan mitra-mitra bisnis untuk promosi, pameran atau untuk sekedar mencari pangsa pasar baru.
Yang terakhir, dan
paling fasionable adalah Bintang Jml. Konon kabarnya cowok yang biasa dipanggil
Jamal itu pernah aktif di markaz pada awal-awal masa kejayaannya. Saat ini,
setelah hampir bosan dengan dunia entertain sebagai presenter. Jamal kembali
lagi ke markaz.
Alasan klasik dan
banyak dicari setiap insan yang masih jomblo diusia hampir tiga puluh adalah
ingin merapatkan diri kearah yang lebih religius. Oleh karena itu, Bintang Jml
dengan segala kemahirannya menjadi seorang moderator, disambut kembali oleh
segenap pengurus markaz. Apalagi kemampuannya mengolah rempah-rempah dan
sayuran menjadi masakan sedap, tidak heran kalau Mr. Hakim kadang punya waktu
lebih luang karena tugas memasaknya diambil oleh sang Master chef. Tepatnya
calon master chef yang belum juga lulus seleksi di tv-tv.
“Stop
it, Dolly!!!” teriak Ave, menutup wajahnya dengan tangan. Sebuah ipad dengan
layar tujuh inc ditangannya tengah menyajikan ratusan wajah-wajah cowo single
dari berbagai negara. “Apa-apaan sih ini?!”
“Be calm down please... ini bukan scary movie miss Ave. Ini hanya sebuah
data” tegasnya, lalu asyik menekan tombol-tombol telusur dengan layar
sentuhnya.
“Doly,
aku rasa itu bukan sebuah. tapi ratusan!”
“Yes,
I know! Tapi mereka bukan hantu. Mereka itu mahluk Tuhan Ave Ry...” kali ini
Doly mengucapkan kalimatnya dengan sedikit penekanan dan gemas bukan main.
Entah mengapa ia merasa, tiba-tiba beberapa temannya jadi terlalu menjaga jarak
dengan situs jejaring sosial semacam itu.
“Doly,
I can not recommend this yah!” Ave
menarik nafas panjang. Keputusan Doly memilih pasangan hidup cyber sudah tidak
bisa di ganggu gugat. Karena kekecewaannya terhadap ta’aruf tempo hari tidak
sedikit membuat beberapa temannya tidak enak hati.
Hijrah Part 5
Masih belum yang terakhir... there still, Mr. Suryana Hasan, Mr. Syamsudin, Mr. San-san Al-Ayubi ( Why 'S' ) *think :D and Shanghiang Moko yang dipanggil Opik... And there be... Suit Pie? :D :D
ReplyDeleteAha ha ha, jadi piguran ajahhhh yg didalam pun gak banyak muncul nanti (bisa jadi) masih thinking thinking ^^
ReplyDelete